Jumat, 29 Juli 2011

The Script Episode II

  Setelah kejadian memalukan di kelas itu (baca The Script), saya terus berlatih agar bisa tampil maksimal depan kamera.   Lebih-lebih teman kursus, bung Panji Pratama dengan lantang mengatakan bukan saya tidak berbakat jadi presenter, hanya kurang latihan saja.

  Semangat saya pun semakin menjadi-jadi. Bergelora, melebihi abege yang tengah jatuh cinta. Layaknya motivator Mario Kempes (eh Mario Teguh), saya pun memotivasi diri saya sendiri. Saya harus bisa...harus bisa...bisa harus...

  Siang malam saya latihan. Dimanapun, kapanpun dan dalam kesempatan apapun. Apalagi, sejak tahu kamera saya bisa merekam video. Semakin bergelora semangat di dada.



  Latihan pertama, dimulai dari kamar saya sendiri. Sebuah kamar berukuran dua kali tiga meter di kawasan Jakarta Pusat. Begini scriptnya...



  PEMIRSA/ SAAT INI SAYA SEDANG BERADA DI KAMAR INDRI// TERDAPAT BERBAGAI JENIS YANG ADA DI KAMAR INI/ MULAI KASUR/ LEMARI/ BAJU TIDUR/ DAN BAJU TIDAK TIDUR// SEKIAN LAPORAN SAYA/ TERIMAKASIH//


  Dengan seyakin-yakin, saya putar kembali rekaman itu. Saya merasa ada yang aneh, tapi saya merasa bingung. Apa itu? setelah tiga kali pengulangan, saya baru sadar lagi-lagi script-nya yang ngaco. Mana ada baju tidak tidur di dunia ini? Hadeuh....
  Hari kedua latihan, semangat saya semakin menjadi-jadi. Dimanapun saya latihan. Kebetulan kursus kali ini diadakan di kantor pusat. Bersama Kanjeng Mona kami naik sepeda bersama. Saya pun usul untuk latihan di tengah perjalanan nanti, tepatnya di halaman Monumen Nasional. Kanjeng Mona setuju.
  Kanjeng Mona mendapat giliran pertama dan saya yang jadi camera person. Kanjeng Mona yang mengenakan baju kaos hitam dibalut jaket biru muda, tampil percaya diri. Oia, sepanjang latihan, masker masih bertengger di bawah dagunya. Begini script Kanjeng Mona.



  APAKAH ANDA PERNAH MEMBAYANGKAN/ ADA BANGUNAN MIRIP MONAS DI PLANET NEVERLAND// KAMI DARI ANTARA TV/ SEDANG MELAKUKAN INVESTIGASI//

  Usai mengucapkan kata Neverland, Kanjeng Mona langsung tertawa. Cengengesan sana-sini sambil lihat sekeliling. Jreng...jreng... Script pun berubah. Sakarepmu lha mba kanjeng...



  JIKA ANDA PENGAGUM SENJA/ ANDA BISA MENUJU KAWASAN MONAS//


  Begitu kata Monas selesai diucapkan, gangguan pertama muncul. Tukang foto keliling, dengan percaya dirinya menawarkan foto bersama.hehehe.
  Kemudian, gangguan berikutnya pun muncul. Sepasang bule, mesem-mesem melihat ke arah kami yang tengah latihan. Saya pun tersenyum tiga jari, dan konsentrasi Kanjeng Mona yang sedang komat-kamit ngapalin script pun buyar. Akhirnya dia menyerah. Its my turn.
  Dengan percaya diri penuh, saya tampil depan kamera. Secara semalam udah latihan di kamar.


  YA/ SAAT INI SAYA SEDANG BERADA DI PLANET KRYPTON// TERDAPAT BERBAGAI TEMPAT MENARIK DI PLANET INI// SALAH SATUNYA GEDUNG TERDAPAT DI BELAKANG SAYA INI (SEMBARI NUNJUK GEDUNG BI)// GEDUNG INI MERUPAKAN ISTANA DARI JOR-EL/ AYAH DARI CLARK KENT//


  Gangguan pun datang bertalu-talu. Gangguan pertama, gagap saya muncul lagi, ketika mengucapkan kata BERBAGAI...jadi kata yang saya seharus ucapkan dalam beberapa milisekon saja, menjadi beberapa detik. Dan tentu saja terbata-bata. BER...BA...GAI.

  Gangguan kedua pun muncul. Saat tengah diambil gambar untuk kedua kalinya, tiba-tiba saja dari arah depan kereta wisata yang biasa berkeliling Monas muncul. Disusul mobil patroli Satpol PP yang berisiknya minta ampun mengejar kereta. Dari arah belakang datang pula, pengendara motor dengan kecepatan tinggi.

  Ditambah lagi, gangguan ecek-ecek kaya' pengunjung norak yang ga pernah melihat pengambilan gambar. Mereka berhenti sejenak dan menatap heran pada saya..Hadeeuuuhh...Beraaaaattttt...

  Akhirnya latihan kali ini gagal total.

  Kami pun melanjutkan perjalanan. Di parkiran pun, tetap latihan. Begitu juga ketika lift membawa kami ke lantai 19, tempat kursus dimulai.

  Begitu tombol ditekan. Dengan percaya dirinya saya latihan. Tak peduli dengan enam orang lainnya yang berada di dalam lift.


  PEMIRSA/ SAAT INI SAYA SEDANG BERADA DI PESAWAT ULANG-ALIK/ YANG AKAN MEMBAWA ANDA KE PLANET KRYPTON//


  Saya baca script itu dengan serius. Dari kaca lift, saya lihat Kanjeng Mona menunduk. Mulutnya senyam-senyum...Hihihi..mungkin dia malu ngaku kalau temannya yang berbicara seperti itu. Saya cuek saja. Lanjut latihan...


 BARU SAJA SAYA MERASAKAN ADA GUNCANGAN// KARENA PESAWAT MENABRAK METEROID YANG TENGAH BETERBANGAN// AAAAAAAAAAA// PESAWAT BERGUNCANG HEBAT//


  Saya tak melanjutkannya, pintu lift terbuka di lantai sepuluh. Satu persatu pun keluar sambil senyam-senyum. Saya cuek, palingan besok mereka udah lupa, kalau ada anak yang terobsesi menjadi presenter tv.

  Lift membawa saya ke lantai 19. Dan kaki pun membawa saya ke ruang rapat. Di sana rupanya udah menunggu kawan-kawan seperjuangan dan Mr G. Nah, si Mr G ini dengan seenaknya menyuruh Kapten Lintang tukar baterei jam dinding. Alasannya, daripada nganggur...eng...ing...eng...(ga masuk akal *sambil tepok pantat).

  Tak berapa lama, ada kak Rinto. Dia ni, yang bilang sript saya khayalannya terlalu tinggi. Sehingga sulit diucapkan di depan kamera. Dan lagi-lagi dia membahas tentang isi script saya kemarin. Dan lagi-lagi katanya khayalannya terlalu tinggi. Mana ada liputan di planet Jupiter.

  Hufft...dalam hati saya membatin, andai kak Rinto tahu apa yang saya perbuat di planet Krypton hari ini.


  keterangan :
/ =  koma
// = titik

script memang ditulis huruf kapital untuk memudahkan presenter ketika membaca di depan kamera.

1 komentar:

  1. tidak berbakat bukan bearti tidak bisa.., bedanya hanya harus lebih banyak berlatih supaya terbiasa.. tetap semangat!!

    BalasHapus