Jumat, 21 Desember 2018

Om Tatam

Om Tatam sakit, saya sedih sekali. Om Tatam kini hanya bisa terbaring di atas tempat tidur. Dengan selang di sekujur tubuhnya. Sedih sekali...

Om Tatam nama aslinya Bachteraruddin. Sebenarnya, saya tak punya pertalian darah dengan dia. Tapi saya dekat dengannya. Saya pernah tinggal setahun di rumahnya di Meruya saat duduk di kelas tiga SMA. Saat itu, saya slek dengan ibu tiri. Om Tatam kemudian bilang, suruh saya tinggal di rumahnya.

Sabtu, 01 Desember 2018

November 2018

Saya tidak tahu, ada apa dengan November kali ini. Mengapa banyak kejadian yang menurut saya, menyentuh perasaan saya. Dimulai dari ada teman yang sangat iri dengan penghargaan yang saya raih. Hingga penolakan dari keluarga sendiri.

Bermula dari kedatangan saya ke acara pernikahan adik saya. Kami (saya, suami dan Nana) datang ke Sumatera Barat. Meski sebenarnya berat, karena biaya yang dikeluarkan tidak sedikit. Sedikitnya saya menghabiskan uang Rp10 juta untuk hadir ke acara itu.

Saya pikir tak apalah, kapan lagi bisa hadir di pernikahan adik sendiri. Tapi ternyata, yang saya dapatkan adalah wajah-wajah yang tak bersahabat. Saya sedih sekali.

Dulu sekali, ketika saya berumur tiga tahun. Saya sering mendapatkan penganiayaan fisik. Saya dipukul dan diseret. Hingga kemudian, keluarga ibu saya "membuang" saya dari daftar keluarga dan mengantarkan saya ke nenek dari bapak. Saya merasa sedih saat itu, tidak lagi berada di keluarga itu.

Ketika saya lulus sekolah, saya mulai mencari asal usul saya. Saya datang kembali ke keluarga itu. Hingga kemudian, ketika pernikahan Os, saya sadar saya memang tidak diterima di keluarga itu.

Tak ada satupun foto saya bersama mereka yang diunggah di media sosial. Begitu juga dengan Os. Entahlah, saya sedih sekali.

Sebagai kakak, saya memang tak sempurna.banyak kesalahan yang saya perbuat. Tapi saya masih memiliki kepedulian. Entahlah, yang pasti saya tak mau lagi berurusan dengan keluarga itu.