Minggu, 08 Mei 2011

Selamat Datang di Susdape XVI

  Jumat pagi, pekan terakhir April, langit Jakarta mendung. Aku melihatnya dari lantai 19 Wisma Antara.
  Kamis malam, aku baru sampai di Jakarta dan langsung paginya berangkat ke Jakarta. Di depanku, duduk Direktur Sumber Daya Manusia (SDM) ANTARA, Rajab Ritonga, Direktur Pemberitaan, Syaiful Hadi, Manajer LPJA, Maria Andriana, dan lainnya.
  Mereka bertanya tentang apa motivasi ingin menjadi wartawan maupun latar belakang pendidikan.
  Yah, aku dan 14 orang lainnya merupakan  peserta Kursus Dasar Pewarta (Susdape) Angkatan XVI. Kursus ini, tidak selalu ada setiap tahun. Kapan ANTARA membutuhkan karyawan baru diadakan.   Diantara teman-temanku, ada cucu dari pendiri ANTARA, Adam Malik yakni Siti Adwiyah Marpaung. Lainnya, merupakan lulusan universitas terkemuka di Indonesia, ada Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada maupun Universitas Pendidikan Indonesia.



  Beruntung aku satu diantaranya. Bukan cucu dari pendiri perusahaan maupun lulusan universitas terkemuka. Hanya lulusan Teknik Industri Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Universitas tak terkemuka di Banten.
  Memang, harus melewati perjuangan panjang. Empat kali tahapan tes yang sangat melelahkan.
  Mulai dari wawancara, tulisan, psikotes hingga medical check up.
  Banyak yang telah aku korbankan untuk bisa masuk di ruangan ini. Tiket bolak-balik Pekanbaru-Jakarta hingga tiket Pekanbaru-Kuala Lumpur-Tianjin.
  Seharusnya pada pertengahan Mei ini, aku berangkat ke Cina, visit study dari kampusku. Tapi karena dipanggil susdape, akhirnya aku harus merelakan tiket seharga Rp3,75 juta itu melayang.
  Belum lagi, kuliah ku yang terbengkalai. Jika dipikir-pikir, memusingkan kepala.
  Aku kembali ke sekolah, setelah sekian lama. Tepatnya, sekolah yang mengharuskan datang pukul 08.00 dan pulang pukul 17.00.
  Semoga aku bisa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar