Sabtu, 14 November 2015

New Media, New Theory

    Pola komunikasi mengalami revolusi besar seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi di dunia. Perkembangan zaman dan teknologi ini membuat bagaimana cara individu melakukan komunikasi mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
    Pada beberapa dekade lalu dimana masyarakat belum mengenal internet, saluran komunikasi sangatlah terbatas. Media lama atau media tradisional kerap kali dapat dijumpai hanya berupa koran, televisi, maupun radio.
   Namun kini tatanan media menjadi sangat berkembang dimana saluran komunikasi akhirnya borderless atau tidak terbatas, relasi antarindividu dapat terjalin melalui mediasi perangkat teknologi. Teori media baru menangkap hal ini sebagai revolusi pola komunikasi dari pola broadcast menuju pola jaringan yang memungkinkan jangkauan luas dilihat dari segi pengirim maupun penerima pesan.
    Memang tak dapat dipungkiri saat ini perhatian masyarakat terfokus pada berbagai hal yang terkait dengan internet, karena penggunaannya yang mampu memudahkan informasi tersampaikan dengan cepat dari si pengirim pesan. Hal ini bisa dilihat dari kemunculan situs berita online, iklan yang terdapat di dalam website maupun aplikasi, berbagai macam aplikasi media, forum diskusi, hingga mesin pencari informasi. Pada kenyataannya media baru memang disambut dengan ketertarikan yang sangat kuat, bahkan terselip euphoria atau overestimasi yang sangat signifikan seperti yang diungkapkan oleh Roosler (2001).

Apa yang baru dari Media Baru?

    Dalam McQuail dijelaskan bahwa aspek yang fundamental dari teknologi komunikasi dan informasi adalah fakta mengenai digitalisasi. Jika dicermati, maka internet tidak hanya berkaitan dengan bagaimana pesan diproduksi dan didistribusi saja. Akan tetapi berkaitan juga dengan bagaimana akhirnya pesan tersebut diolah, kemudian ditukar, hingga disimpan. Semua dilakukan serba digital dan paperless.
    Dalam kegiatannya, komunikasi berbasis internet juga tidak se-birokrat seperti media massa pada umumnya yang memungkinkan sebuah pesan dapat diolah kembali, dihapus, disimpan, hingga didistribusi kembali kepada khalayak ramai.
    Poster (1999) mengemukakan bahwa internet mampu menggabungkan fungsi televisi, radio, dan film serta mendistribusikannya melalui teknologi komunikasi. Hal ini tentu melampaui dari apa yang bisa dilakukan oleh media cetak dan media penyiaran model lama. Lima fungsi media baru menurut Poster, yaitu:
Teori & Perspektif Komunikasi Massa
1. Memungkinkan komunikasi kepada khalayak banyak secara interaktif (many to many communication)
2. Memungkinkan penerimaan dan pendistribusian kembali pesan secara simultan
3. Dislokasi kegiatan komunikatif (bergesernya atau berubahnya kegiatan komunikasi massa yang saat ini bisa dilakukan dimanapun bahkan menembus batas negara melalui ruang-ruang modern)
4. Menyediakan kontak global secara instan (dalam media baru/internet terdapat fitur kontak yang bisa diakses oleh masyarakat seluruh dunia baik berupa email maupun webchat)
5. Memasukkan materi terbaru ke dalam mesin yang telah terkoneksi dengan yang lain (berjaringan) Memasukan konten bisa langsung dilakukan dalam internet bahkan tanpa harus menunggu tim editor sebagaimana terdapat di birokrasi media lama



Perubahan dari media lama ke media baru ini dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Adanya digitalisasi dan konvergensi semua aspek media
2. Peningkatan interaktivitas dan konektivitas jaringan
3. Mobilitas dan de-lokasi untuk mengirim dan menerima pesan
3. Adaptasi dari publikasi dan peran pengguna/penonton
4. Penampilan bentuk-bentuk baru yang beragam dari gateway media
5. Fragmentasi dan lembaga media yang menjadi tidak jelas.

Aplikasi Teori Medium pada Media Baru
Quortrup (2006) berpendapat bahwa perkembangan teknologi digital dalam dunia media tidak dapat dianalisa dari teori-teori komunikasi yang pernah ada. Sebab media baru memiliki jumlah fitur yang tidak terbatas dan tidak menentu. Akan tetapi McQuail menggolongkan media baru menjadi 5 kategori yang dibagi berdasarkan teknologi saluran komunikasi. Kelima kategori tersebut adalah:
1. Media komunikasi interpersonal (Interpersonal communication media)
Teknologi yang digunakan dalam proses komunikasi interpersonal ini misalnya telepon, handphone, dan electronic mail.
2. Media bermain interaktif (interactive play media)
Letak keutamaan media yang berbasis komputer ini yaitu interaktivitas yang diciptakan oleh teknologi ini dapat memberi kepuasan kepada penggunanya. Semakin interaktif proses komunikasinya, maka akan semakin menarik pula permainannya. Sebagai contoh yaitu permainan yang berbasis komputer, permainan di internet, maupun video game.
Teori & Perspektif Komunikasi Massa
3. Media pencari informasi (Information search media)
Internet kini dianggap seperti sebuah perpustakaan yang menyimpan banyak informasi dan data tanpa ada batasan kuota. Inil merupakan teknologi yang dimaksud McQuail dalam media pencari informasi yang berupa portal/search engine. Teknologi dapat diakses oleh para penggunanya secara luas, bahkan memungkinkan mereka untuk membagi dan memperbaiki informasi yang tersedia.
4. Media partisipasi kolektif (collective participatory media)
Melalui penggunaan teknologi, individu selain dapat berbagi dan memperbaiki informasi yang ada, juga dapat bertukar ide, pengalaman hingga pengembangan hubungan personal yang menimbulkan afeksi dan emosional. Komputer tidak hanya dipandang sebagai alat, namun juga sebagai media yang menyentuh sisi personal dari setiap individu dan membuka kesempatan untuk berpartisipasi secara kolektif.
5. Media substitusi penyiaran
Teknologi ini dalam media baru merupakan teknologi yang memungkinkan individu untuk menerima atau menyampakain konten/pesan dan disebarkan kepada khalayak umum. Bahkan teknologi juga memungkinkan penggunanya untuk menghapus dan mengunduh konten komunikasi.
Pola Baru dalam Proses Informasi

Dalam McQuail dijelaskan mengenai pola-pola baru dalam berkomunikasi baru di era kemunculan media baru ini yang dikembangkan oleh ahli telekomunikasi dari Belanda, Bordewijk dan van Kaam. Keempat pola tersebut yaitu:
1. Alokasi
Pola alokasi ini merupakan pola yang menggambarkan bahwa penyebaran informasi dilakukan terpusat oleh satu sumber. Pola alokasi juga memungkinkan informasi diterima oleh banyak penerima pesan. Pada pola komunikasi tradisional, pola ini biasa terjadi seperti penyampaian materi kuliah oleh dosen yang dilakukan secara tatap muka. Karakteristik utama pola alokasi ini selain informasi dilakukan terpusat, waktu dan tempat juga ditentukan oleh pengirim pesan.
2. Percakapan
Berbeda dari pola alokasi, pola percakapan adalah proses pertukaran informasi diantara dua orang atau lebih yang menunjukkan adanya keseimbangan antara pengirim dan penerima pesan. Keduanya bersifat setara sehingga dapat terjadi interaksi. Pola percakapan dalam media baru bisa dicontohkan melalui penggunaan email sebagai sarana berkomunikasi.
3. Konsultasi
Dalam pola komunikasi tradisional, pola ini dicontohkan melalui penggunaan media cetak. Dimana komunikasi terjadi saat penerima pesan mencari informasi dari satu sumber yang sama. Koran menjadi sumber informasi bagi para pembaca yang ingin mencari informasi terbaru. Penerima pesan secara aktif mencari sumber ini. Di media baru, pola konsultasi sama dengan penggunaan internet di mesin pencari yang memungkinkan penerima pesan aktif mencari informasi.
4. Registrasi
Pola ini kebalikan dari pola konsultasi dimana pola registrasi terjadi saat penerima pesan menerima infomasi dari berbagai macam sumber yang kemudian dikumpulkannya.

Saat ini komunitas dapat terbentuk dengan mudah dengan adanya komputer sebagai mediasi (Computer Mediated Communication/CMC). Komunitas ini secara virtual hadir dan memberikan kesempatan kepada setiap individu untuk dapat memilih secara bebas informasi internet mana yang menjadi pilihannya.
Beberapa hal yang dilakukan di komunitas nyata, dapat juga dilakukan di komunitas virtual (komunitas online), seperti munculnya interaksi, kesamaan tujuan, rasa identitas dan kepemilikan bersama, adanya norma dan aturan tidak tertulis (seperti netiket), kegiatan rutin, ritual dan ekspresi, bahkan pengucilan atau penolakan.
Komunitas online memiliki kelebihan daripada komunitas nyata karena sifatnya yang terbuka dan mudah diakses. Dunia maya menawarkan peluang baru dalam melintasi batas sosial dan budaya. Pada pelaksanaannya sebenarnya komunitas online membuat batasan sendiri dalam perekrutan para anggotanya meskipun dilakukan secara sederhana, yaitu mengikuti norma-norma dan aturan yang telah ditetapkan dalam komunitas tersebut.
Partisipasi Politik, Media Baru dan Demokrasi
Pada awal kehadiran media massa, yakni pers dan penyiaran, media dilihat sebagai alat yang sangat menguntungkan dan bahkan diperlukan dalam pelaksanaan politik demokrasi. Media massa mampu menjadi alat penyampaian informasi kegiatan publik dan warga negara, serta sebagai sebuah sarana bagi media pemerintah dan politisi untuk mendapatkan perhatian maupun kritik dari masyarakat. Meskipun sebenarnya pada praktik politik media kerap di dominasi oleh para pemangku kepentingan dan mengabaikan peran demokrasi. Beberapa organisasi media massa ada yang membatasi akses komunikasi dan mencegah partisipasi dan dialog aktif. Media baru dianggap sebagai cara yang potensial untuk keluar dari tekanan politik satu arah yang diselenggarakan oleh para partai politik. Jika selama ini partai politik membuat kebijakan secara sepihak dengan cara meminimalkan negosiasi dan masukan dari akar rumput (grass root), media baru menyediakan sarana untuk penyediaan informasi politik dan akses yang hampir tak terbatas antara pemimpin, anggota, maupun relawannya. Media baru menjanjikan forum baru yang memungkinkan terjadinya dialog aktif antara politisi dan warga negara tanpa campur tangan pihak lain. Bahkan dengan adanya media baru, politik mungkin bekerja lebih baik dan lebih demokratis seperti yang terlihat dari penghitungan suara langsung secara elektronik. Internet sebagai ruang publik menjadi sarana terbuka untuk melakukan diskusi publik, serta perdebatan dan pertukaran ide yang memungkinkan warga untuk mengekspresikan pandangan mereka dan berkomunikasi satu sama lainnya dengan para pemimpin politik mereka.
Teori & Perspektif Komunikasi Massa
Dahlberg (2001) menjelaskan tiga model Politik pada Media Baru, yakni:
1. Cyber libertarianisme dengan pendekatan politik berdasarkan pasar konsumen, seperti survei, pemungutan suara dan televoting.
2. Communitarian yang mengharapkan dukungan dan partisipasi akar rumput dan masyarakat lokal. 3. Deliberative democracy yakni pengembangan teknologi untuk interaksi dan pertukaran ide di ruang publik.
Dalam McQuail, Bentivegna (2002) merangkum manfaat internet untuk komunikasi politik demokrasi dalam enam atribut utama, yakni:
● Lingkup untuk inter-aktivitas
● Adanya kesetaraan komunikasi vertikal dan horizontal.
● Peran jurnalisme sebagai media perantara warga negara dan politisi menjadi berkurang.
● Biaya yang rendah antara pengirim dan penerima.
● Hubungan kontak cepat di kedua sisi.
● Tidak adanya pembatas dan batasan ke kontak.
Kebebasan Berteknologi
Tidak seperti media lama, penggunaan internet dalam media baru masih digunakan sangat bebas tanpa memiliki regulasi yang ketat. Walaupun terdapat upaya-upaya yang cukup serius untuk membatasi kebebasan dalam berkomunikasi menggunakan internet. Misal, undang-undang tentang komunikasi tahun 1996 di Amerika Serikat dan Undang-undang tentang patriotik tahun 2001. Hamelink (2000:141) mengemukakan penggunaan internet dimungkinkan dimiliki oleh para pemain industri untuk menguasai jaringan sehingga mereka dapat membatasi akses penggunaan internet. Ia bahkan berpendapat bahwa dalam waktu dekat kesempatan untuk mengakses dunia maya akan diatur dan dikontrol oleh kelompok kecil yang menjadi pemegang pasar (2000:153). Sebab bisa dilihat dari penggunaan internet yang secara bebas digunakan oleh setiap individu tanpa memandang usia dan konten yang ditayangkan. Maka hal ini pun menimbulkan pertentangan mengenai masalah-masalah sosial yang ditimbulkan oleh media serta tuntutan untuk dilakukan pengawasan terhadap media. Isu yang tak asing dalam penggunaan media baru yakni seperti hak cipta, pencemaran nama baik, dan penyebaran informasi yang bersifat privasi pada media publik. Kepolisian dan intelijen harus bekerja lebih ekstra dalam hal pengawasan dan kontrol, khususnya terhadap kejahatan lintar negara, ponografi di bawah umur, terorisme, gerakan radikal dan kejahatan dunia maya lainnya.
Teori & Perspektif Komunikasi Massa
Persamaan Baru dan Pembatas Baru
Perdebatan terhadap media baru selalu berhubungan dengan fenomena bahwa media baru menciptakan banyak kesempatan kepada masyarakat untuk meraih informasi secara bebas, bahkan setiap individu dapat menyalurkan aspirasinya tanpa takut diawasi oleh kepentingan tertentu seperti halnya media cetak dan penyiaran. Kritik terhadap pandangan ini pun tidak tinggal diam. Media baru dan lama sama-sama menciptakan stratifikasi sosial dalam hal kepemilikan dan akses. Pihak-pihak yang selalu mendapatkan kesempatan dan terus memperbaruinya dalam bidang teknologi selalu diunggulkan dibandingkan pihak-pihak yang tidak. Kesenjangan sosial dan informasi pun semakin lebar dan menimbulkan istilah yang dinakaman “information underclass” seperti halnya “social underclass”. Seperti yang dikemukakan oleh Selwyn (2004), pada nyatanya kesempatan untuk mengakses saluran informasi tidaklah sama. Pemanfaatan teknologi terstrukturisasi oleh ketersediaan pengetahuan untuk menggunakannya, hal ini membuat lapisan kedua dari “digital divide” tidak tersentuh oleh teknologi.
Teori & Perspektif Komunikasi Massa
Perkembangan Teknologi dan Komunikasi dalam Aplikasi terhadap Pola Komunikasi
Media baru bermunculan seperti gelombang besar terutama internet pada 15 tahun terakhir. Internet memiliki peranan penting dalam revolusi media dari media lama menjadi media baru. Meskipun media lama tidak sepenuhnya ditinggalkan oleh masyarakat, tak dapat dipungkiri media baru mulai menggeser kehadiran media lama. Pada jaman dulu, orang menunggu datangnya koran di pagi hari untuk mengetahui perkembangan informasi terkini di hari itu. Kini, semua ada di genggaman. Cukup menyentuh layar handphone pada aplikasi berita, kita langsung mengetahui berita terbaru dari perkembangan informasi di dunia global. Kehadiran media baru menawarkan para pengguna secara bebas memasukkan konten atau bahkan menghapusnya. Bahkan McQuail (2000) berpendapat media baru memberikan ruang komunikasi dua arah yang bersifat interaktif bahkan metode pengumpulan dan pengiriman informasinya bisa dilakukan bersamaan. Hal ini bisa dilihat dari pengguna aplikasi Youtube, setiap orang dapat menjadi pengirim pesan maupun penerima pesan di waktu yang bersamaan.
Berdasarkan hasil riset Pusat Kajian Komunikasi Universitas Indonesia yang bekerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, pengguna internet di Indonesia saat ini yaitu sebanyak 88,1 juta pengguna, sepertiga dari jumlah penduduk total Indonesia yang menurut Badan Pusat Statistik (BPS) berjumlah 252 juta jiwa. Dalam surveynya juga disebutkan dari seluruh responden sebanyak 85% subyek penelitian menggunakan telepon seluler dalam mengakses internet.
Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan oleh McQuail (2010) bahwa munculnya media baru yang membawa ke konsep masyarakat informasi sebagai masyarakat yang “dependent upon complex electronic information and communication networks and which allocate a major portion of their resources to information and communication activities.”
Teori & Perspektif Komunikasi Massa
McQuail (2010) dalam bukunya mengatakan bahwa media baru memungkinkan komunikasi dua arah yang bersifat interaktif dan memungkinkan pengumpulan sekaligus pengiriman informasi sehingga impilkasinya bisa beragam. Hal ini juga sejalan dengan pola komunikasi yang dikatakan oleh Bordewijk dan van Kaam dalam penjelasannya yaitu percakapan. Misal, dalam mengirim email setiap individu dapat mengirim langsung ke 3-4 orang dalam satu informasi yang ingin dikirim. Interaksi antar setiap individu yang di dalamnya pun kemudian bisa saling bertukar di saat yang bersamaan, melibatkan lebih dari dua orang. Selain itu juga dapat dilihat dari fenomena Grup di teknologi aplikasi Whatsapp, yang memungkinkan setiap anggotanya mengirim dan menerima pesan langsung dalam batasan 50 orang.
Marshall McLuhan (1999) yang juga mengembangkan teori media dalam bukunya Understanding Media – The Extension of Man menyatakan bahwa medium yang dipakai untuk menyampaikan informasi dan pesan, akan membentuk format pesan itu sendiri. Media menciptakan serta mempengaruhi cakupan serta bentuk dari hubungan/kegiatan manusia. Terlihat dari media telah campur tangan secara cepat dalam kehidupan manusia, bahkan mampu ‘mendekatkan’ yang jauh. Dibanding dengan media lama, penyebaran informasi pada media baru cenderung terhitung dalam satuan waktu per detik. Informasi dapat dengan cepat tersebar luas ke seluruh penjuru dunia. Situs berita online lokal, seperti detik.com, kompas.com, dan lainnya menjadi panduan masyarakat memilih media massa. Pembaca juga dapat melakukan interaksi langsung dengan pengirim pesan, misal di bagian komentar pembaca. Untuk menyanggah dan memberikan pendapat atas suatu informasi yang disampaikan, pembaca cukup memberikan tanggapannya pada bagian komentar. Sehingga pengirim pesan dapat langsung menerima tanggapan tersebut dan memungkinkan untuk berinteraksi langsung dengan penerima pesan tanpa harus tatap muka dan menunggu waktu yang lama. Lebih jauh lagi fenomena Citizen Journalism menjadi lompatan besar dalam dunia media. Setiap orang berhak menjadi ‘wartawan’ sebagai sumber informasi yang mampu menyebarkan informasi dengan cepat. Ini juga menjawab bagaimana media baru tidak lagi terikat dalam sebuah institusi media yang diatur secara birokrat.
Menyinggung manfaat internet sebagai sarana berpolitik, McQuail juga menjelaskannya dimana teknologi menjadi sarana komunikasi yang digunakan secara maksimal untuk menyampaikan ideologi atau gagasan dari para politikus. Di Indonesia dalam pemilihan calon presiden 2014 lalu, sosial media digunakan sebagai ruang kampanye yang efektif. Media yang digunakan bisa berupa Youtube yang merangkum aktivitas sosialnya, Twitter yang dapat menyebarkan gagasan ideologi maupun visi dan misi, serta Facebook untuk membentuk jaringan relawan. Media baru mmembuat dialog antara politisi dengan warga negara lebih aktif.
Teori & Perspektif Komunikasi Massa
Perubahan yang terjadi dari media lama ke media baru memang disertai oleh perkembangan komunikasi dan media di Indonesia maupun ranah internasional. Keduanya akan saling berpengaruh seiring masyarakat yang tidak terpisahkan dengan internet atau digitalisasi. Oleh karenanya kajian mengenai media baru dalam aplikasi di Indonesia yang dibahas dalam makalah ini belum sempurna dan masih memerlukan analisa mendalam terhadap dinamika komunikasi dan teknologi yang terjadi.

Sumber:
McLuhan, Marshall. (1999). Understanding Media; The Extension of Man. London: Routledge. McQuail, Denis.
McQuail, Dennis. 2010. McQuail’s Mass Communication Theory (6th edition). London: Sage Publications.
http://www.apjii.or.id/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar