Pola komunikasi mengalami revolusi besar seiring dengan perkembangan teknologi yang terjadi di dunia. Perkembangan zaman dan teknologi ini membuat bagaimana cara individu melakukan komunikasi mengalami perubahan dari waktu ke waktu.
Pada beberapa dekade lalu dimana masyarakat belum mengenal internet, saluran komunikasi sangatlah terbatas. Media lama atau media tradisional kerap kali dapat dijumpai hanya berupa koran, televisi, maupun radio.
Namun kini tatanan media menjadi sangat berkembang dimana saluran komunikasi akhirnya borderless atau tidak terbatas, relasi antarindividu dapat terjalin melalui mediasi perangkat teknologi. Teori media baru menangkap hal ini sebagai revolusi pola komunikasi dari pola broadcast menuju pola jaringan yang memungkinkan jangkauan luas dilihat dari segi pengirim maupun penerima pesan.
Memang tak dapat dipungkiri saat ini perhatian masyarakat terfokus pada berbagai hal yang terkait dengan internet, karena penggunaannya yang mampu memudahkan informasi tersampaikan dengan cepat dari si pengirim pesan. Hal ini bisa dilihat dari kemunculan situs berita online, iklan yang terdapat di dalam website maupun aplikasi, berbagai macam aplikasi media, forum diskusi, hingga mesin pencari informasi. Pada kenyataannya media baru memang disambut dengan ketertarikan yang sangat kuat, bahkan terselip euphoria atau overestimasi yang sangat signifikan seperti yang diungkapkan oleh Roosler (2001).
Apa yang baru dari Media Baru?
Dalam McQuail dijelaskan bahwa aspek yang fundamental dari teknologi komunikasi dan informasi adalah fakta mengenai digitalisasi. Jika dicermati, maka internet tidak hanya berkaitan dengan bagaimana pesan diproduksi dan didistribusi saja. Akan tetapi berkaitan juga dengan bagaimana akhirnya pesan tersebut diolah, kemudian ditukar, hingga disimpan. Semua dilakukan serba digital dan paperless.
Dalam kegiatannya, komunikasi berbasis internet juga tidak se-birokrat seperti media massa pada umumnya yang memungkinkan sebuah pesan dapat diolah kembali, dihapus, disimpan, hingga didistribusi kembali kepada khalayak ramai.
Poster (1999) mengemukakan bahwa internet mampu menggabungkan fungsi televisi, radio, dan film serta mendistribusikannya melalui teknologi komunikasi. Hal ini tentu melampaui dari apa yang bisa dilakukan oleh media cetak dan media penyiaran model lama. Lima fungsi media baru menurut Poster, yaitu:
Teori & Perspektif Komunikasi Massa
1. Memungkinkan komunikasi kepada khalayak banyak secara interaktif (many to many communication)
2. Memungkinkan penerimaan dan pendistribusian kembali pesan secara simultan
3. Dislokasi kegiatan komunikatif (bergesernya atau berubahnya kegiatan komunikasi massa yang saat ini bisa dilakukan dimanapun bahkan menembus batas negara melalui ruang-ruang modern)
4. Menyediakan kontak global secara instan (dalam media baru/internet terdapat fitur kontak yang bisa diakses oleh masyarakat seluruh dunia baik berupa email maupun webchat)
5. Memasukkan materi terbaru ke dalam mesin yang telah terkoneksi dengan yang lain (berjaringan) Memasukan konten bisa langsung dilakukan dalam internet bahkan tanpa harus menunggu tim editor sebagaimana terdapat di birokrasi media lama
Pada beberapa dekade lalu dimana masyarakat belum mengenal internet, saluran komunikasi sangatlah terbatas. Media lama atau media tradisional kerap kali dapat dijumpai hanya berupa koran, televisi, maupun radio.
Namun kini tatanan media menjadi sangat berkembang dimana saluran komunikasi akhirnya borderless atau tidak terbatas, relasi antarindividu dapat terjalin melalui mediasi perangkat teknologi. Teori media baru menangkap hal ini sebagai revolusi pola komunikasi dari pola broadcast menuju pola jaringan yang memungkinkan jangkauan luas dilihat dari segi pengirim maupun penerima pesan.
Memang tak dapat dipungkiri saat ini perhatian masyarakat terfokus pada berbagai hal yang terkait dengan internet, karena penggunaannya yang mampu memudahkan informasi tersampaikan dengan cepat dari si pengirim pesan. Hal ini bisa dilihat dari kemunculan situs berita online, iklan yang terdapat di dalam website maupun aplikasi, berbagai macam aplikasi media, forum diskusi, hingga mesin pencari informasi. Pada kenyataannya media baru memang disambut dengan ketertarikan yang sangat kuat, bahkan terselip euphoria atau overestimasi yang sangat signifikan seperti yang diungkapkan oleh Roosler (2001).
Apa yang baru dari Media Baru?
Dalam McQuail dijelaskan bahwa aspek yang fundamental dari teknologi komunikasi dan informasi adalah fakta mengenai digitalisasi. Jika dicermati, maka internet tidak hanya berkaitan dengan bagaimana pesan diproduksi dan didistribusi saja. Akan tetapi berkaitan juga dengan bagaimana akhirnya pesan tersebut diolah, kemudian ditukar, hingga disimpan. Semua dilakukan serba digital dan paperless.
Dalam kegiatannya, komunikasi berbasis internet juga tidak se-birokrat seperti media massa pada umumnya yang memungkinkan sebuah pesan dapat diolah kembali, dihapus, disimpan, hingga didistribusi kembali kepada khalayak ramai.
Poster (1999) mengemukakan bahwa internet mampu menggabungkan fungsi televisi, radio, dan film serta mendistribusikannya melalui teknologi komunikasi. Hal ini tentu melampaui dari apa yang bisa dilakukan oleh media cetak dan media penyiaran model lama. Lima fungsi media baru menurut Poster, yaitu:
Teori & Perspektif Komunikasi Massa
1. Memungkinkan komunikasi kepada khalayak banyak secara interaktif (many to many communication)
2. Memungkinkan penerimaan dan pendistribusian kembali pesan secara simultan
3. Dislokasi kegiatan komunikatif (bergesernya atau berubahnya kegiatan komunikasi massa yang saat ini bisa dilakukan dimanapun bahkan menembus batas negara melalui ruang-ruang modern)
4. Menyediakan kontak global secara instan (dalam media baru/internet terdapat fitur kontak yang bisa diakses oleh masyarakat seluruh dunia baik berupa email maupun webchat)
5. Memasukkan materi terbaru ke dalam mesin yang telah terkoneksi dengan yang lain (berjaringan) Memasukan konten bisa langsung dilakukan dalam internet bahkan tanpa harus menunggu tim editor sebagaimana terdapat di birokrasi media lama