Setelah lama tak menulis di blog kesayangan saya ini, saya putuskan untuk kembali. Beberapa bulan terakhir, saya belajar banyak tentang berbagai sifat manusia mulai dari culas, munafik hingga kebaikan manusia itu sendiri.
Banyak alasan bagi saya untuk tidak peduli dengan apa yang ada di pikiran dan pendapat orang lain tentang saya. Banyak alasan bagi saya untuk tidak peduli dengan orang-orang, kecuali dengan orang yang saya sayangi, Dan banyak alasan untuk tidak percaya, bahkan pada manusia yang kelihatan lemah sekalipun. Its such a wild world babe.
Dan akhir bulan ini pula, saya masih menyimpan cita-cita untuk kembali ke daerah. Jakarta bukanlah impian saya sejak dulu. Saya ingin kembali, ke daerah...ke tempat yang baru. Banten.
Sudahlah..lets koprol saatnya berbagi hal yang bermanfaat....
Sabtu, 31 Maret 2012
Sabtu, 10 Maret 2012
BBM merangkak naik, masyarakat kian terjepit
Tangan Ahmad (39) tampak cekatan menata kardus-kardus menjadi satu tumpukan dan kemudian mengikatnya dengan tali rafia hitam.
Lelaki yang menggunakan topi itu tak mempedulikan kendaraan yang lalu-lalang di jalanan yang berada tepat di belakang stasiun kereta api Juanda, Jakarta Pusat.
Ahmad sejak tujuh tahun lalu berprofesi sebagai pemulung, mengumpulkan kardus dan botol bekas di daerah Pasar Baru, Jakarta Pusat. Sebelum di Jakarta, Ahmad terlebih dahulu bekerja di Malaysia dan Kalimantan. Dia bekerja di pabrik triplek, namun karena gaji yang diberikan kecil, akhirnya dia memutuskan untuk merantau ke ibu kota negara.
"Paling banyak sehari hanya bisa mengumpulkan Rp30.000. Dipotong makan dan minum, paling sisa Rp20.000," ujar Ahmad.
Dengan penghasilannya yang masih jauh dibawah standar kelayakan hidup di kota besar, Ahmad serta merta tidak menyetujui usulan pemerintah untuk menaikkan harga BBM, karena berimbas dengan meningkatnya harga kebutuhan pokok. Menurut dia, pemerintah harus memikirkan cara-cara lain agar harga BBM tidak naik.
"Ya seharusnya pemerintah itu kalau dalam keluarga seperti ayah. Berani lapar asal anak-anaknya bisa makan. Jangan malah menyusahkan rakyat dengan menaikkan harga BBM," ujar lelaki asal Cilacap.
Dia memberi contoh, pemerintah bisa melakukan penghematan dengan melakukan pemotongan gaji ataupun anggaran. Ahmad mengaku miris dengan tingkah laku pejabat pemerintah yang berperilaku hedonis sementara rakyat kecil hidup dalam kesusahan.
"Kalau bisa BBM jangan sampai dinaikkan karena nantinya harga bahan pokok juga naik. Hidup juga semakin susah. Pemerintah harus cari cara yang lebih efektif," ujar ayah dua orang puteri ini.
Seorang tukang sapu jalan, Firmansyah (36), mengaku kecewa jika pemerintah benar-benar menaikkan harga BBM.
"Masalahnya kalau harga BBM naik, maka harga sembako naik.Sedangkan gaji tidak naik. Kalaupun harga BBM diturunkan mana ada ceritanya sembako juga turun," keluh Firmansyah.
Kenaikan harga BBM, kata Firmansyah, akan membuat masyarakat semakin menderita. Firmansyah yang berpenghasilan Rp25.000 sehari itu berpendapat seharusnya pemerintah lebih peduli kepada rakyat kecil.
"Sekarang saja, mengeluarkan uang Rp5.000 untuk sekali makan saja, mikir berkali-kali. Apalagi kalau BBM dinaikkan. Bisa-bisa makannya tempe tahu melulu," kata dia.
Firmansyah mengingatkan seharusnya pemerintah bisa menjaga rakyatnya dengan baik. Jika kondisi seperti ini terus terjadi, kata Firmansyah, rakyat bisa marah.
Disinggung mengenai adanya bantuan uang yang diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin akibat kenaikan BBM itu, Firmansyah mengaku pesimis, sebab dulu dia tidak mendapatkan BLT padahal tergolong ke dalam masyarakat kurang mampu.
Pangkas Belanja Birokrasi
Pemerintah berencana menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal April 2012 seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia. Pemerintah mengusulkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 1.500 per liternya pada Rancangan Undang-undang (RUU) APBN-Perubahan 2012.
Agar masyarakat tidak terlalu terkena dampaknya, pemerintah menyiapkan dana kompensasi sekitar Rp22 triliun sebagai kompensasi kenaikan harga itu.
Namun usulan kenaikan harga BBM memicu reaksi keras di berbagai daerah seperti yang terjadi di Mataram dan Bekasi.
Sementara itu Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Sadar Subagyo, mengatakan seharusnya pemerintah memangkas belanja birokrasi dibandingkan menaikkan harga BBM.
"Pantas dan adilkah jika subsidi BBM yang dirasakan oleh ratusan juta rakyat dan dengan nilai yang juga tidak terlalu besar dihapus sementara belanja birokrasi terus membengkak," ujar Subagyo.
belanja birokrasi semakin tahun semakin membengkak dan bahkan dalam kurun waktu 7 tahun (2005-2012).
Dia mengatakan belanja birokasi meningkat hingga 400 persen dari Rp187 triliun menjadi Rp733 triliun pada APBN 2012. Dengan jumlah aparat birokrasi Indonesia yang hanya 4,6 juta orang maka setiap tahunnya satu orang pegawai mendapat porsi Rp150 juta pertahun.
"Pemerintah seharusnya mengefisienkan belanja birokrasi ketimbang mencabut subsidi BBM untuk rakyat," kata Subagyo.
Anggota Badan Kehormatan (BK) DPR Fahri Hamzah menegaskan rencana pemerintah menaikkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hanya akan membuat rakyat menderita. Fahri mengusulkan solusi seperti pemotongan gaji anggota DPR sebesar 20 persen
"PKS sendiri lebih setuju dengan cara seperti ini. Wakil rakyat harus mewakili rakyat dan bukan menambah penderitaan rakyat," kata Fahri.
Menurut Fahri, dalam satu tahun kucuran dana untuk gaji, tunjangan, dan kegiatan anggota DPR mencapai Rp1 triliun. Jika usulan disetujui, diawal tahun masa kerja, pemotongan 20 persen bisa diberlakukan.
Sebagai contoh, tambahnya, dalam satu tahun masa kerja diketahui total anggaran yang terserap hanya 33 persen atau sekitar Rp350 miliar dari total Rp1 triliun.
Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu mengingatkan pemerintah agar segera menaikkan harga bahan bakar minyak jika tidak ingin mengulang kondisi krisis pada 2008.
"Kenaikan harga bahan bakar minyak memang harus segera dilakukan karena adanya pengaruh eksternal yang cukup kuat," kata Anggito Abimanyu.
Jika pemerintah, lanjut Abimanyu, tidak segera melakukan kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), maka dampak yang akan dirasakan masyarakat justru semakin buruk karena kenaikannya pun harus tinggi.
Bank Indonesia (BI) hingga saat ini belum memastikan tambahan inflasi jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. BI memperkirakan besaran inflasi berada dikisaran 4,5 persen.
Data Bank Pembangunan Asia (ADB) menunjukkan pada 2008 jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 40,4 juta orang. Sementara pada 2010 jumlah orang miskin meningkat menjadi 43,1 juta orang atau naik 2,7 juta orang.
Lelaki yang menggunakan topi itu tak mempedulikan kendaraan yang lalu-lalang di jalanan yang berada tepat di belakang stasiun kereta api Juanda, Jakarta Pusat.
Ahmad sejak tujuh tahun lalu berprofesi sebagai pemulung, mengumpulkan kardus dan botol bekas di daerah Pasar Baru, Jakarta Pusat. Sebelum di Jakarta, Ahmad terlebih dahulu bekerja di Malaysia dan Kalimantan. Dia bekerja di pabrik triplek, namun karena gaji yang diberikan kecil, akhirnya dia memutuskan untuk merantau ke ibu kota negara.
"Paling banyak sehari hanya bisa mengumpulkan Rp30.000. Dipotong makan dan minum, paling sisa Rp20.000," ujar Ahmad.
Dengan penghasilannya yang masih jauh dibawah standar kelayakan hidup di kota besar, Ahmad serta merta tidak menyetujui usulan pemerintah untuk menaikkan harga BBM, karena berimbas dengan meningkatnya harga kebutuhan pokok. Menurut dia, pemerintah harus memikirkan cara-cara lain agar harga BBM tidak naik.
"Ya seharusnya pemerintah itu kalau dalam keluarga seperti ayah. Berani lapar asal anak-anaknya bisa makan. Jangan malah menyusahkan rakyat dengan menaikkan harga BBM," ujar lelaki asal Cilacap.
Dia memberi contoh, pemerintah bisa melakukan penghematan dengan melakukan pemotongan gaji ataupun anggaran. Ahmad mengaku miris dengan tingkah laku pejabat pemerintah yang berperilaku hedonis sementara rakyat kecil hidup dalam kesusahan.
"Kalau bisa BBM jangan sampai dinaikkan karena nantinya harga bahan pokok juga naik. Hidup juga semakin susah. Pemerintah harus cari cara yang lebih efektif," ujar ayah dua orang puteri ini.
Seorang tukang sapu jalan, Firmansyah (36), mengaku kecewa jika pemerintah benar-benar menaikkan harga BBM.
"Masalahnya kalau harga BBM naik, maka harga sembako naik.Sedangkan gaji tidak naik. Kalaupun harga BBM diturunkan mana ada ceritanya sembako juga turun," keluh Firmansyah.
Kenaikan harga BBM, kata Firmansyah, akan membuat masyarakat semakin menderita. Firmansyah yang berpenghasilan Rp25.000 sehari itu berpendapat seharusnya pemerintah lebih peduli kepada rakyat kecil.
"Sekarang saja, mengeluarkan uang Rp5.000 untuk sekali makan saja, mikir berkali-kali. Apalagi kalau BBM dinaikkan. Bisa-bisa makannya tempe tahu melulu," kata dia.
Firmansyah mengingatkan seharusnya pemerintah bisa menjaga rakyatnya dengan baik. Jika kondisi seperti ini terus terjadi, kata Firmansyah, rakyat bisa marah.
Disinggung mengenai adanya bantuan uang yang diberikan pemerintah kepada masyarakat miskin akibat kenaikan BBM itu, Firmansyah mengaku pesimis, sebab dulu dia tidak mendapatkan BLT padahal tergolong ke dalam masyarakat kurang mampu.
Pangkas Belanja Birokrasi
Pemerintah berencana menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) awal April 2012 seiring dengan meningkatnya harga minyak dunia. Pemerintah mengusulkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi sebesar Rp 1.500 per liternya pada Rancangan Undang-undang (RUU) APBN-Perubahan 2012.
Agar masyarakat tidak terlalu terkena dampaknya, pemerintah menyiapkan dana kompensasi sekitar Rp22 triliun sebagai kompensasi kenaikan harga itu.
Namun usulan kenaikan harga BBM memicu reaksi keras di berbagai daerah seperti yang terjadi di Mataram dan Bekasi.
Sementara itu Anggota DPR dari Fraksi Partai Gerindra, Sadar Subagyo, mengatakan seharusnya pemerintah memangkas belanja birokrasi dibandingkan menaikkan harga BBM.
"Pantas dan adilkah jika subsidi BBM yang dirasakan oleh ratusan juta rakyat dan dengan nilai yang juga tidak terlalu besar dihapus sementara belanja birokrasi terus membengkak," ujar Subagyo.
belanja birokrasi semakin tahun semakin membengkak dan bahkan dalam kurun waktu 7 tahun (2005-2012).
Dia mengatakan belanja birokasi meningkat hingga 400 persen dari Rp187 triliun menjadi Rp733 triliun pada APBN 2012. Dengan jumlah aparat birokrasi Indonesia yang hanya 4,6 juta orang maka setiap tahunnya satu orang pegawai mendapat porsi Rp150 juta pertahun.
"Pemerintah seharusnya mengefisienkan belanja birokrasi ketimbang mencabut subsidi BBM untuk rakyat," kata Subagyo.
Anggota Badan Kehormatan (BK) DPR Fahri Hamzah menegaskan rencana pemerintah menaikkan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi hanya akan membuat rakyat menderita. Fahri mengusulkan solusi seperti pemotongan gaji anggota DPR sebesar 20 persen
"PKS sendiri lebih setuju dengan cara seperti ini. Wakil rakyat harus mewakili rakyat dan bukan menambah penderitaan rakyat," kata Fahri.
Menurut Fahri, dalam satu tahun kucuran dana untuk gaji, tunjangan, dan kegiatan anggota DPR mencapai Rp1 triliun. Jika usulan disetujui, diawal tahun masa kerja, pemotongan 20 persen bisa diberlakukan.
Sebagai contoh, tambahnya, dalam satu tahun masa kerja diketahui total anggaran yang terserap hanya 33 persen atau sekitar Rp350 miliar dari total Rp1 triliun.
Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Anggito Abimanyu mengingatkan pemerintah agar segera menaikkan harga bahan bakar minyak jika tidak ingin mengulang kondisi krisis pada 2008.
"Kenaikan harga bahan bakar minyak memang harus segera dilakukan karena adanya pengaruh eksternal yang cukup kuat," kata Anggito Abimanyu.
Jika pemerintah, lanjut Abimanyu, tidak segera melakukan kebijakan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM), maka dampak yang akan dirasakan masyarakat justru semakin buruk karena kenaikannya pun harus tinggi.
Bank Indonesia (BI) hingga saat ini belum memastikan tambahan inflasi jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi. BI memperkirakan besaran inflasi berada dikisaran 4,5 persen.
Data Bank Pembangunan Asia (ADB) menunjukkan pada 2008 jumlah orang miskin di Indonesia mencapai 40,4 juta orang. Sementara pada 2010 jumlah orang miskin meningkat menjadi 43,1 juta orang atau naik 2,7 juta orang.
Indonesia-Kanada lebih dari sekedar teman
Apa yang terbesit di benak anda ketika menyebut kata Kanada? Sebuah negara dengan bendera yang tepat di bagian tengahnya ada daun mapel, Blackbery dan Justin Bieber.
Dua hal yang disebutkan terakhir memang tak bisa dipisahkan dari negara yang terletak di utara benua Amerika itu. Perangkat telepon cerdas atau "smartphone" Blackberry dan penyanyi remaja multi talenta Justin Bieber berhasil mengangkat nama Kanada ke seluruh dunia.
Begitu juga di tanah air, jumlah pengguna Blackberry merupakan yang terbesar di Asia dengan angka lima juta pengguna hingga akhir tahun lalu. Tak hanya menggemari produknya, penduduk Indonesia pun mengagumi Justin Bieber. Terbukti konsernya pada April 2011 dihadiri ribuan penggemarnya.
Tapi tahukah anda hubungan diplomatik Indonesia dengan Kanada sudah dirintis jauh sebelum era Blackberry dan Justin Bieber? Yah, hubungan diplomatik Indonesia-Kanada sudah berjalan sejak 60 tahun yang lalu.
Dalam situs resmi Kanada, disebutkan hubungan antara kedua negara dimulai 1949 dan diresmikan sebagai hubungan diplomatik pada 1953. Sejak dibukanya hubungan diplomatik, berbagai kerja sama di berbagai bidang dilakukan baik politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, penegakan hak asasi manusia hingga kebebasan beragama.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, dalam acara peringatan hubungan diplomatik di kediaman Dubes Kanada untuk Indonesia, Mackenzie Clugston, di Jakarta, mengatakan sejak adanya hubungan diplomatik, hubungan kedua negara mengalami kemajuan yang signifikan.
"Indonesia-Kanada, sering bekerja sama di berbagai forum internasional seperti G20, ASEAN maupun forum dialog lainnya.Ke depan, kami akan terus meningkatkan hubungan kedua negara,” kata Marty.
Persentase perdagangan Indonesia-Kanada, lanjut Marty, saat ini mencapai 65 persen dengan nilai total perdagangan antara kedua negara mencapai Rp25,625 triliun. Dengan produk ekspor utama Indonesia ke Kanada yakni karet alam, produk kertas, kamera, peralatan rekam video, sepatu olahraga, pakaian dalam wanita, ban mobil, furnitur dari kayu, dan lainnya. Sementara impor dari Kanada ini antara lain didominasi oleh potassium chloride, gandum, bahan kimia untuk industri kertas, pakan ternak, gas turbines, asbes, suku cadang pesawat terbang dan peralatan pertambangan.
Di Tanah Air juga banyak perusahaan Kanada yang telah membuka usahanya di Indonesia dan mempekerjakan puluhan ribu karyawan Indonesia.
"Perusahaan asal Kanada yang berada di Indonesia tidak hanya sekedar investasi tetapi juga membangun masyarakat sekitar," tambah Marty.
Dalam kegiatan pengentasan kemiskinan, Kanada menjadi mitra pembangunan Indonesia sejak 1954 melalui Canadian International Development Agency (CIDA). Melalui berbagai proyek air bersih dan sanitas, Kanada membantu lebih dari 350.000 orang mendapatkan akses air bersih dan sekitar 60.000 orang bisa menikmati fasilitas sanitasi.
Saat bencana tsunami melanda Aceh pada 2004, warga Kanada berhasil mengumpulkan lebih dari 213 juta dollar untuk mendukung usaha pertolongan dan rekonstruksi di Indonesia dan negara-negara lain yang terkena dampaknya.
Tak heran, Marty menyebut hubungan kedua negara tak hanya sebatas teman melainkan sebagai sahabat dalam usahanya menjaga perdamaian dunia.
"Kanada tidak hanya menjadi teman tetapi juga penjaga perdamaian bagi dunia," ujar Marty.
Ungkapan Marty itu dilontarkan mengingat pasukan Indonesia dan Kanada bersama-sama tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB.
SEMAKIN DIPERERAT
Dubes Kanada untuk Indonesia, Mackenzie Clugston, mengatakan 60 tahun merupakan waktu yang singkat untuk sebuah hubungan.
“Kanada menjadi hubungan dengan Indonesia sejak merdeka. Tentunya banyak aktivitas yang dilakukan kedua negara secara bersama. Kami berharap hubungan ini akan semakin kuat di segala bidang,” kata Mackenzie.
Bahkan pada Juli 2004, Indonesia menganugerahkan pernghargaan tertinggi untuk warga sipil secara anumerta kepada warga negara Kanada, Jenderal Andrew George McNaughton, atas jasa-jasanya terhadap kemerdekaan Indonesia semasa beliau menjabat sebagai Duta Besar Kanada untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1947-1949.
Kanada jua, kata Mackenzie, yang menjadi negara pertama yang memulai dialog formal bilateral Hak Asasi Manusia (HAM) dengan Indonesia pada era 1990-an. Kanada bermitra dnegan kelompok masyarakat madani dalam memberikan pelatihan, kuliah tamu, seminar, dan konferensi dalam isu-isu yang dianggap penting bagi kedua negara termasuk hak asasi manusia, multikulturalisme dan globalisasi.
Meski demikian, Mackenzie tak menampik, hubungan yang hangat antara kedua negara beberapa tahun terakhir justru disebabkan semakin populernya produk telepon cerda BlackBerry dan Justin Bieber.
"Kami berharap pada masa yang akan datang hubungan kedua negara semakin dipererat dalam segala bidang," tambah Dubes yang menjabat di Indonesia hampir tiga tahun itu.
Dalam waktu dekat, Kanada juga mempunyai proyek ekonomi berkelanjutan di Makassar, Sulawesi Selatan. Kemudian kerja sama militer, terkait keinginan Angkatan Udara Kanada yang ingin memperluas kerja sama kedirgantaraan, khususnya industri kedirgantaraan militer dan sipil.
Mackenzie juga menambahkan, produsen Blackberry, Research In Motion (RIM), juga telah menyusun rencana bisnis baru untuk dikembangkan di Indonesia. Sebelumnya, RIM telah memenuhi tiga dari empat syarat yang diajukan Indonesia untuk melanjutkan operasinya di sini. Persyaratan itu adalah membangun pusat layanan purna-jual, memfasilitasi penyadapan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia, dan memblokir konten negatif seperti pornografi.
Namun RIM belum memenuhi syarat membangun Regional Network Aggregator di Indonesia. RIM malah membangun router di Singapura.
"Saya bukan orang bisnis, dan saya tidak tahu pasti apa alasan RIM membangun itu di Singapura. Tapi berdasarkan info yang saya peroleh, RIM sudah mempunyai rencana baru yang diharapkan membawa dampak positif bagi hubungan kedua negara" harap Mackenzie.
Dua hal yang disebutkan terakhir memang tak bisa dipisahkan dari negara yang terletak di utara benua Amerika itu. Perangkat telepon cerdas atau "smartphone" Blackberry dan penyanyi remaja multi talenta Justin Bieber berhasil mengangkat nama Kanada ke seluruh dunia.
Begitu juga di tanah air, jumlah pengguna Blackberry merupakan yang terbesar di Asia dengan angka lima juta pengguna hingga akhir tahun lalu. Tak hanya menggemari produknya, penduduk Indonesia pun mengagumi Justin Bieber. Terbukti konsernya pada April 2011 dihadiri ribuan penggemarnya.
Tapi tahukah anda hubungan diplomatik Indonesia dengan Kanada sudah dirintis jauh sebelum era Blackberry dan Justin Bieber? Yah, hubungan diplomatik Indonesia-Kanada sudah berjalan sejak 60 tahun yang lalu.
Dalam situs resmi Kanada, disebutkan hubungan antara kedua negara dimulai 1949 dan diresmikan sebagai hubungan diplomatik pada 1953. Sejak dibukanya hubungan diplomatik, berbagai kerja sama di berbagai bidang dilakukan baik politik, ekonomi, pendidikan, sosial budaya, penegakan hak asasi manusia hingga kebebasan beragama.
Menteri Luar Negeri Indonesia, Marty Natalegawa, dalam acara peringatan hubungan diplomatik di kediaman Dubes Kanada untuk Indonesia, Mackenzie Clugston, di Jakarta, mengatakan sejak adanya hubungan diplomatik, hubungan kedua negara mengalami kemajuan yang signifikan.
"Indonesia-Kanada, sering bekerja sama di berbagai forum internasional seperti G20, ASEAN maupun forum dialog lainnya.Ke depan, kami akan terus meningkatkan hubungan kedua negara,” kata Marty.
Persentase perdagangan Indonesia-Kanada, lanjut Marty, saat ini mencapai 65 persen dengan nilai total perdagangan antara kedua negara mencapai Rp25,625 triliun. Dengan produk ekspor utama Indonesia ke Kanada yakni karet alam, produk kertas, kamera, peralatan rekam video, sepatu olahraga, pakaian dalam wanita, ban mobil, furnitur dari kayu, dan lainnya. Sementara impor dari Kanada ini antara lain didominasi oleh potassium chloride, gandum, bahan kimia untuk industri kertas, pakan ternak, gas turbines, asbes, suku cadang pesawat terbang dan peralatan pertambangan.
Di Tanah Air juga banyak perusahaan Kanada yang telah membuka usahanya di Indonesia dan mempekerjakan puluhan ribu karyawan Indonesia.
"Perusahaan asal Kanada yang berada di Indonesia tidak hanya sekedar investasi tetapi juga membangun masyarakat sekitar," tambah Marty.
Dalam kegiatan pengentasan kemiskinan, Kanada menjadi mitra pembangunan Indonesia sejak 1954 melalui Canadian International Development Agency (CIDA). Melalui berbagai proyek air bersih dan sanitas, Kanada membantu lebih dari 350.000 orang mendapatkan akses air bersih dan sekitar 60.000 orang bisa menikmati fasilitas sanitasi.
Saat bencana tsunami melanda Aceh pada 2004, warga Kanada berhasil mengumpulkan lebih dari 213 juta dollar untuk mendukung usaha pertolongan dan rekonstruksi di Indonesia dan negara-negara lain yang terkena dampaknya.
Tak heran, Marty menyebut hubungan kedua negara tak hanya sebatas teman melainkan sebagai sahabat dalam usahanya menjaga perdamaian dunia.
"Kanada tidak hanya menjadi teman tetapi juga penjaga perdamaian bagi dunia," ujar Marty.
Ungkapan Marty itu dilontarkan mengingat pasukan Indonesia dan Kanada bersama-sama tergabung dalam pasukan penjaga perdamaian PBB.
SEMAKIN DIPERERAT
Dubes Kanada untuk Indonesia, Mackenzie Clugston, mengatakan 60 tahun merupakan waktu yang singkat untuk sebuah hubungan.
“Kanada menjadi hubungan dengan Indonesia sejak merdeka. Tentunya banyak aktivitas yang dilakukan kedua negara secara bersama. Kami berharap hubungan ini akan semakin kuat di segala bidang,” kata Mackenzie.
Bahkan pada Juli 2004, Indonesia menganugerahkan pernghargaan tertinggi untuk warga sipil secara anumerta kepada warga negara Kanada, Jenderal Andrew George McNaughton, atas jasa-jasanya terhadap kemerdekaan Indonesia semasa beliau menjabat sebagai Duta Besar Kanada untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 1947-1949.
Kanada jua, kata Mackenzie, yang menjadi negara pertama yang memulai dialog formal bilateral Hak Asasi Manusia (HAM) dengan Indonesia pada era 1990-an. Kanada bermitra dnegan kelompok masyarakat madani dalam memberikan pelatihan, kuliah tamu, seminar, dan konferensi dalam isu-isu yang dianggap penting bagi kedua negara termasuk hak asasi manusia, multikulturalisme dan globalisasi.
Meski demikian, Mackenzie tak menampik, hubungan yang hangat antara kedua negara beberapa tahun terakhir justru disebabkan semakin populernya produk telepon cerda BlackBerry dan Justin Bieber.
"Kami berharap pada masa yang akan datang hubungan kedua negara semakin dipererat dalam segala bidang," tambah Dubes yang menjabat di Indonesia hampir tiga tahun itu.
Dalam waktu dekat, Kanada juga mempunyai proyek ekonomi berkelanjutan di Makassar, Sulawesi Selatan. Kemudian kerja sama militer, terkait keinginan Angkatan Udara Kanada yang ingin memperluas kerja sama kedirgantaraan, khususnya industri kedirgantaraan militer dan sipil.
Mackenzie juga menambahkan, produsen Blackberry, Research In Motion (RIM), juga telah menyusun rencana bisnis baru untuk dikembangkan di Indonesia. Sebelumnya, RIM telah memenuhi tiga dari empat syarat yang diajukan Indonesia untuk melanjutkan operasinya di sini. Persyaratan itu adalah membangun pusat layanan purna-jual, memfasilitasi penyadapan sesuai hukum yang berlaku di Indonesia, dan memblokir konten negatif seperti pornografi.
Namun RIM belum memenuhi syarat membangun Regional Network Aggregator di Indonesia. RIM malah membangun router di Singapura.
"Saya bukan orang bisnis, dan saya tidak tahu pasti apa alasan RIM membangun itu di Singapura. Tapi berdasarkan info yang saya peroleh, RIM sudah mempunyai rencana baru yang diharapkan membawa dampak positif bagi hubungan kedua negara" harap Mackenzie.
Merajut damai di tanah Papua
Begitu banyaknya pulau yang indah
Inilah Papuaku
Permata hijau laut dan seninya
Begitu banyak langkah jiwa
Banyak pujian dan kekaguman
Budaya dan alammu
Kamu dan aku sama-sama suka
Cinta padamu Papuaku
Lirik di atas adalah beberapa bait syair dalam lagu terbarukan dari musikus Parlin Burman Siburian atau yang akrab disapa Pay, Papua Dalam Cinta. Lagu itu dinyanyikan bersama dengan grup pendatang baru Aco, Felly, Boy, dan Michael Jakarimilena.
Lagu yang baru diluncurkan awal Januari tahun ini menceritakan mengenai keindahan alam Papua yang tak lagi diragukan. Papua, provinsi terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini memiliki pesona alam yang memukau mata, kaya sumber daya alam, kental akan nuansa budaya.
Namun sayangnya, keelokan alam yang dimiliki Papua tidak berkorelasi dengan situasi yang ada. Hampir setiap saat kekerasan yang menelan korban jiwa menghantui Papua. Kekerasan demi kekerasan terus terjadi di Papua.Pay pun sengaja mendedikasikan lagu itu untuk kedamaian di tanah Papua.
Awal Februari lalu, seorang tukang ojek bernama Daeng Yonri tewas ditembak kelompok bersenjata di Kampung Kurilik, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Sebelumnya, seorang tukang ojek asal Probolinggo, Jawa Timur, Abdul Kholik, 40 tahun, juga tewas ditembak kelompok bersenjata di Puncak Jaya, Ahad, 18 Desember 2011 lalu. Belum lagi peristiwa lainnya yang juga menelan korban jiwa seperti bentrok TNI dengan kelompok bersenjata.
Tak hanya kekerasan, Papua juga identik dengan keterbelakangan dalam segi pendidikan dan kemiskinan, meski beberapa putra-putri daerah itu menghiasi kancah perpolitikan nasional. Tak heran banyak kalangan yang kecewa dengan pemerintah pusat menggaungkan Papua untuk merdeka.
Berdasarkan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terdapat empat hal yang menjadi akar masalah terjadinya konflik di Papua.
"Empat faktor yang menjadi pemicu konflik di Papua adalah masalah marginalitas dan diskriminasi, masalah kegagalan pembangunan, persoalan HAM, kegagalan politik di Papua yang kerap diideologikan dengan Papua merdeka," kata peneliti LIPI Andriana Elisabeth.
Pendapat tersebut dibenarkan oleh Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, yang mengatakan persoalan yang terjadi di Papua sangat rumit karena persoalan ini sudah terjadi sejak 1963.
Persoalan bermula dari perebutan antara Indonesia dengan Belanda yang menyebabkan kontak senjata. Higga pada 1 Oktober 1962 pemerintah Belanda di Irian Barat menyerahkan wilayah ini kepada Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) hingga 1 Mei 1963.
Selanjutnya, PBB merancang suatu kesepakatan yang dikenal dengan New York Agreement untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat Irian Barat melakukan jajak pendapat melalui Pepera pada 1969 yang diwakili 175 orang sebagai utusan dari delapan kabupaten pada masa itu. Hasil Pepera menunjukkan rakyat Irian Barat atau Papua setuju untuk bersatu dengan pemerintah Indonesia
"Persoalan ini sudah lama berlangsung dimulai dari banyak pihak yang tak setuju dengan hasil Pepera. Sayangnya, pada zaman Soeharto malah dilakukan operasi militer," ujar Poengky.
Bahkan, pemerintah Orde Baru sampai menetapkan Papua sebagai daerah operasi militer (DOM) untuk meredam aksi kekerasan di daerah itu yang konon dilakukan oleh kelompok separatis, Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Baru pada zaman Abdurrahman Wahid baru mulai terbuka, dengan mengembalikan nama menjadi Papua dan memberikan otonomi khusus," kata Poengky.
Dia bahkan mengatakan persoalan yang ada di Papua semakin rumit, karena banyaknya pihak-pihak yang berkepentingan di kawasan itu. Termasuk TNI dan Polri yang juga mempunyai bisnis di kawasan itu.
UP4B
Berbeda dengan era Orde Baru yang melakukan pendekatan keamanan untuk mengatasi konflik Papua, saat ini pemerintah lebih memilih pendekatan dialog untuk merajut damai di Papua. Untuk itu dibentuklah Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) yang bertujuan mengatasi konflik berkepanjangan itu.
Unit itu diketuai Letjen TNI (Purn) Bambang Darmono yang sukses menangani konflik di Aceh itu terdapat perbedaan signifikan antara konflik yang terjadi di Aceh dan Papua. Dia menggambarkan jika konflik yang terjadi di Aceh seperti piramid sedangkan di Papua bentuknya transpesium.
Persoalan yang terjadi di Papua, kata Bambang, berbeda dengan yang terjadi di Aceh. Jika di Aceh, bisa diketahui siapa tokoh yang bisa diajak untuk berdialog, sementara di Papua tidak ada.
"Kalau di Aceh kita bisa tahu siapa yang akan diajak untuk berdialog yakni Hasan Tiro, sementara di Papua berbeda karena kita tidak ada tokoh seperti itu," ujar Bambang.
Untuk menyelesaikan persoalan yang ada di tanah Papua, UP4B telah melakukan berbagai dialog seperti generasi muda Papua, tokoh Operasi Papua Merdeka (OPM), tokoh masyarakat maupun agama.
"Terdapat setidaknya delapan persoalan yang terjadi di Papua," sebut Bambang.
Delapan persoalan itu adalah hubungan antara peraturan yang berlaku tidak harmoni, kontroversi sejarah, tidak berjalannya kepedulian terhadap lingkungan sekitar, indeks pembangunan sumber daya manusia yang rendah.
Selain itu persoalan kekerasan dan penghormatan HAM, keterbatasan infrastruktur, korupsi selama otonomi khusus dan separatisme dan pengelolaan keamanan. Selama tiga tahun UP4B akan memberikan dukungan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, fasilitasi, serta pengendalian pelaksanaan percepatan pembangunan di Papua dan Papua Barat.
Berbagai kebijakan pembangunan juga disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di Papua. Untuk pembangunan sosial ekonomi, dilakukan peningkatan dalam bidang ketahanan pangan, penanggulangan kemiskinan, ekonomi rakyat, infrastruktur dasar, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan kepedulian terhadap masyarakat.
"Harus diakui pendidikan di Papua tertinggal dibandingkan daerah lainnya di Tanah Air. Nantinya, UP4B akan fokus membangun sekolah-sekolah yang berada di pedalaman," terang mantan Panglima Koops TNI di Aceh itu.
Sementara pada bidang sosial politik dan budaya, UP4B akan melakukan pemetaan masalah yang menjadi sumber perbedaan, pendekatan terhadap kelompok strategis, merumuskan rencana kebijakan politik, mempersiapkan mekanisme, dan subtansi komunikasi konstruktif antara wakil rakyat dan pemerintah.
"Kami akan dorong dan memberi kesempatan anak-anak muda untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan politik dan juga proyek-proyek pembangunan. Jika tidak diberi porsi khusus, kami khawatir anak-anak muda Papua kalah saing dengan pendatang," tambah Bambang.
Bambang jug mengatakan akan melakukan pembangunan fisik dan regulasi untuk mendukung Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3I) ditambah program-program dari APBN dan APBD. Salah satu usulannya yakni pembangunan jalan di Papua untuk mengatasi isolasi khususnya bagian tengah daerah itu.
"Kami melihat daerah yang penduduknya miskin berada di Pegunungan Tengah. Entah bagaimana, kami juga tidak tahu pasti mengapa pembangunan tidak menyentuh daerah itu," kata Bambang.
Akibat tidak adanya akses di daerah itu, lanjut dia, memiliki dampak yang luar biasa terutama pada bidang ekonomi. Ada dua jalan lintas yang akan diusulkan yakni jalan dari Kabupaten Nduga ke perbatasan Papua Nugini sepanjang 433 kilometer dan satu lagi dari jalan khususnya jalan yang melintasi Kabupaten Yahukimo yang melintasi Taman Nasional Lorentz sepanjang 608 kilometer. Kedua jalan itu diperkirakan menelan dana hingga Rp7 triliun.
"Kami mengharapkan dengan adanya program-program yang berorientasi kepada masyarakat bisa meredam konflik yang terjadi," harap Bambang.Semoga.
Inilah Papuaku
Permata hijau laut dan seninya
Begitu banyak langkah jiwa
Banyak pujian dan kekaguman
Budaya dan alammu
Kamu dan aku sama-sama suka
Cinta padamu Papuaku
Lirik di atas adalah beberapa bait syair dalam lagu terbarukan dari musikus Parlin Burman Siburian atau yang akrab disapa Pay, Papua Dalam Cinta. Lagu itu dinyanyikan bersama dengan grup pendatang baru Aco, Felly, Boy, dan Michael Jakarimilena.
Lagu yang baru diluncurkan awal Januari tahun ini menceritakan mengenai keindahan alam Papua yang tak lagi diragukan. Papua, provinsi terluar Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini memiliki pesona alam yang memukau mata, kaya sumber daya alam, kental akan nuansa budaya.
Namun sayangnya, keelokan alam yang dimiliki Papua tidak berkorelasi dengan situasi yang ada. Hampir setiap saat kekerasan yang menelan korban jiwa menghantui Papua. Kekerasan demi kekerasan terus terjadi di Papua.Pay pun sengaja mendedikasikan lagu itu untuk kedamaian di tanah Papua.
Awal Februari lalu, seorang tukang ojek bernama Daeng Yonri tewas ditembak kelompok bersenjata di Kampung Kurilik, Mulia, Kabupaten Puncak Jaya, Papua. Sebelumnya, seorang tukang ojek asal Probolinggo, Jawa Timur, Abdul Kholik, 40 tahun, juga tewas ditembak kelompok bersenjata di Puncak Jaya, Ahad, 18 Desember 2011 lalu. Belum lagi peristiwa lainnya yang juga menelan korban jiwa seperti bentrok TNI dengan kelompok bersenjata.
Tak hanya kekerasan, Papua juga identik dengan keterbelakangan dalam segi pendidikan dan kemiskinan, meski beberapa putra-putri daerah itu menghiasi kancah perpolitikan nasional. Tak heran banyak kalangan yang kecewa dengan pemerintah pusat menggaungkan Papua untuk merdeka.
Berdasarkan penelitian Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) terdapat empat hal yang menjadi akar masalah terjadinya konflik di Papua.
"Empat faktor yang menjadi pemicu konflik di Papua adalah masalah marginalitas dan diskriminasi, masalah kegagalan pembangunan, persoalan HAM, kegagalan politik di Papua yang kerap diideologikan dengan Papua merdeka," kata peneliti LIPI Andriana Elisabeth.
Pendapat tersebut dibenarkan oleh Direktur Eksekutif Imparsial, Poengky Indarti, yang mengatakan persoalan yang terjadi di Papua sangat rumit karena persoalan ini sudah terjadi sejak 1963.
Persoalan bermula dari perebutan antara Indonesia dengan Belanda yang menyebabkan kontak senjata. Higga pada 1 Oktober 1962 pemerintah Belanda di Irian Barat menyerahkan wilayah ini kepada Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melalui United Nations Temporary Executive Authority (UNTEA) hingga 1 Mei 1963.
Selanjutnya, PBB merancang suatu kesepakatan yang dikenal dengan New York Agreement untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat Irian Barat melakukan jajak pendapat melalui Pepera pada 1969 yang diwakili 175 orang sebagai utusan dari delapan kabupaten pada masa itu. Hasil Pepera menunjukkan rakyat Irian Barat atau Papua setuju untuk bersatu dengan pemerintah Indonesia
"Persoalan ini sudah lama berlangsung dimulai dari banyak pihak yang tak setuju dengan hasil Pepera. Sayangnya, pada zaman Soeharto malah dilakukan operasi militer," ujar Poengky.
Bahkan, pemerintah Orde Baru sampai menetapkan Papua sebagai daerah operasi militer (DOM) untuk meredam aksi kekerasan di daerah itu yang konon dilakukan oleh kelompok separatis, Organisasi Papua Merdeka (OPM).
"Baru pada zaman Abdurrahman Wahid baru mulai terbuka, dengan mengembalikan nama menjadi Papua dan memberikan otonomi khusus," kata Poengky.
Dia bahkan mengatakan persoalan yang ada di Papua semakin rumit, karena banyaknya pihak-pihak yang berkepentingan di kawasan itu. Termasuk TNI dan Polri yang juga mempunyai bisnis di kawasan itu.
UP4B
Berbeda dengan era Orde Baru yang melakukan pendekatan keamanan untuk mengatasi konflik Papua, saat ini pemerintah lebih memilih pendekatan dialog untuk merajut damai di Papua. Untuk itu dibentuklah Unit Percepatan Pembangunan Papua dan Papua Barat (UP4B) yang bertujuan mengatasi konflik berkepanjangan itu.
Unit itu diketuai Letjen TNI (Purn) Bambang Darmono yang sukses menangani konflik di Aceh itu terdapat perbedaan signifikan antara konflik yang terjadi di Aceh dan Papua. Dia menggambarkan jika konflik yang terjadi di Aceh seperti piramid sedangkan di Papua bentuknya transpesium.
Persoalan yang terjadi di Papua, kata Bambang, berbeda dengan yang terjadi di Aceh. Jika di Aceh, bisa diketahui siapa tokoh yang bisa diajak untuk berdialog, sementara di Papua tidak ada.
"Kalau di Aceh kita bisa tahu siapa yang akan diajak untuk berdialog yakni Hasan Tiro, sementara di Papua berbeda karena kita tidak ada tokoh seperti itu," ujar Bambang.
Untuk menyelesaikan persoalan yang ada di tanah Papua, UP4B telah melakukan berbagai dialog seperti generasi muda Papua, tokoh Operasi Papua Merdeka (OPM), tokoh masyarakat maupun agama.
"Terdapat setidaknya delapan persoalan yang terjadi di Papua," sebut Bambang.
Delapan persoalan itu adalah hubungan antara peraturan yang berlaku tidak harmoni, kontroversi sejarah, tidak berjalannya kepedulian terhadap lingkungan sekitar, indeks pembangunan sumber daya manusia yang rendah.
Selain itu persoalan kekerasan dan penghormatan HAM, keterbatasan infrastruktur, korupsi selama otonomi khusus dan separatisme dan pengelolaan keamanan. Selama tiga tahun UP4B akan memberikan dukungan koordinasi dan sinkronisasi perencanaan, fasilitasi, serta pengendalian pelaksanaan percepatan pembangunan di Papua dan Papua Barat.
Berbagai kebijakan pembangunan juga disesuaikan dengan kebutuhan yang ada di Papua. Untuk pembangunan sosial ekonomi, dilakukan peningkatan dalam bidang ketahanan pangan, penanggulangan kemiskinan, ekonomi rakyat, infrastruktur dasar, pelayanan kesehatan, pelayanan pendidikan, dan kepedulian terhadap masyarakat.
"Harus diakui pendidikan di Papua tertinggal dibandingkan daerah lainnya di Tanah Air. Nantinya, UP4B akan fokus membangun sekolah-sekolah yang berada di pedalaman," terang mantan Panglima Koops TNI di Aceh itu.
Sementara pada bidang sosial politik dan budaya, UP4B akan melakukan pemetaan masalah yang menjadi sumber perbedaan, pendekatan terhadap kelompok strategis, merumuskan rencana kebijakan politik, mempersiapkan mekanisme, dan subtansi komunikasi konstruktif antara wakil rakyat dan pemerintah.
"Kami akan dorong dan memberi kesempatan anak-anak muda untuk ikut serta dalam berbagai kegiatan politik dan juga proyek-proyek pembangunan. Jika tidak diberi porsi khusus, kami khawatir anak-anak muda Papua kalah saing dengan pendatang," tambah Bambang.
Bambang jug mengatakan akan melakukan pembangunan fisik dan regulasi untuk mendukung Masterplan Percepatan Pembangunan dan Perluasan Pembangunan Indonesia (MP3I) ditambah program-program dari APBN dan APBD. Salah satu usulannya yakni pembangunan jalan di Papua untuk mengatasi isolasi khususnya bagian tengah daerah itu.
"Kami melihat daerah yang penduduknya miskin berada di Pegunungan Tengah. Entah bagaimana, kami juga tidak tahu pasti mengapa pembangunan tidak menyentuh daerah itu," kata Bambang.
Akibat tidak adanya akses di daerah itu, lanjut dia, memiliki dampak yang luar biasa terutama pada bidang ekonomi. Ada dua jalan lintas yang akan diusulkan yakni jalan dari Kabupaten Nduga ke perbatasan Papua Nugini sepanjang 433 kilometer dan satu lagi dari jalan khususnya jalan yang melintasi Kabupaten Yahukimo yang melintasi Taman Nasional Lorentz sepanjang 608 kilometer. Kedua jalan itu diperkirakan menelan dana hingga Rp7 triliun.
"Kami mengharapkan dengan adanya program-program yang berorientasi kepada masyarakat bisa meredam konflik yang terjadi," harap Bambang.Semoga.
Wow, ribuan anak SD AS santap masakan Indonesia
Ada pemandangan menarik yang akan berlangsung di ibu kota Amerika Serikat, Washington DC, pada 25 Januari mendatang.
Lebih dari 30.000 murid yang berasal dari 126 sekolah setingkat Sekolah Dasar (SD) di kota itu, akan menikmati sajian makanan Indonesia pada jam makan pagi dan makan siang. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara "Indonesian Food Day" yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, Amerika Serikat, bekerjasama dengan lembaga yang membawahi dan mengatur penyelenggaraan sekolah negeri di Washington, DC Public School (DCPS).
Lalu, menu apa saja yang akan mereka santap? KBRI merilis terdapat berbagai menu yang diberikan, tergantung pembagian rayon dari SD itu. Masing-masing murid di sekolahnya akan mencoba
berbagai jenis masakan mulai dari gulai ayam, nasi uduk beras merah, orak-arik, dan
pisang bakar. Sementara itu sebagian yang lain akan menikmati semur daging, selada
padang, sate dan ikan panggang.
Makanan yang dipilih pun ternyata tak sembarangan, karena dipilih melalui penilaian dari ahli gizi dan diet dari DCPS dari puluhan menu yang diusulkan oleh KBRI.
"Standar makanan yang disajikan untuk murid-murid sekolah memang cukup ketat, karena harus sesuai dengan ketentuan gizi, kalori, protein dari biji-bijian dan vitamin yang ditetapkan oleh ahli gizi. Selain itu, makanan juga tidak boleh mengandung terlalu banyak minyak, lemak, dan gula," kata Sekretaris II Hubungan informasi dan media KBRI di Washington DC, Nur Evi Rahmawati, dalam surat elektoniknya.
Ketatnya, standar yang diterapkan nasi putih yang banyak dikonsumsi di Indonesia pun diganti dengan nasi beras merah. Kemudian, makanan yang biasa digoreng, diolah dengan cara di panggang atau direbus.
"Semua makanan itu akan langsung disiapkan oleh vendor penyedia makanan untuk sekolah dasar
di DC, yaitu Chartwells, DC Central Kitchen, dan Revolution Foods," ujar dia.
Tak hanya tersaji di setiap sekolah, makanan-makanan khas Nusantara itu juga bisa didapati di sekolah adopsi KBRI,JC Nalle Elementary School. Kegiatan ini akan dibuka langsung oleh
Dubes RI di Washington DC, Dinno Patti Djalal.
Pengunjung juga bisa menikmati nasi uduk beras merah, orak-arik dan pisang bakar dengan bumbu otentik Indonesia. Selain itu, murid-murid juga akan mengikuti berbagai program pengenalan Indonesia melalui kegiatan mewarnai, "mix and match" nama-nama makanan, buah-buahan dan binatang
khas Indonesia.
Selain itu juga diadakan kursus membuat kue klepon yang akan diikuti oleh para murid. Kegiatan di JC Nalle direncanakan akan ditutup dengan kursus tari poco-poco yang akan diikuti oleh murid-murid, guru-guru dan undangan.
Program tersebut merupakan pilot project DCPS untuk memperkenalkan murid-murid SD dengan keragaman makanan internasional. Sementara itu bagi KBRI, program ini merupakan bagian dari promosi Indonesia, khususnya melalui makanan Indonesia.
Makanan Indonesia memang relatif sulit dijumpai di daerah Washington, D.C. area mengingat terbatasnya jumlah restauran yang menyediakan makanan Indonesia.
Lebih dari 30.000 murid yang berasal dari 126 sekolah setingkat Sekolah Dasar (SD) di kota itu, akan menikmati sajian makanan Indonesia pada jam makan pagi dan makan siang. Kegiatan ini merupakan rangkaian acara "Indonesian Food Day" yang diselenggarakan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Washington, Amerika Serikat, bekerjasama dengan lembaga yang membawahi dan mengatur penyelenggaraan sekolah negeri di Washington, DC Public School (DCPS).
Lalu, menu apa saja yang akan mereka santap? KBRI merilis terdapat berbagai menu yang diberikan, tergantung pembagian rayon dari SD itu. Masing-masing murid di sekolahnya akan mencoba
berbagai jenis masakan mulai dari gulai ayam, nasi uduk beras merah, orak-arik, dan
pisang bakar. Sementara itu sebagian yang lain akan menikmati semur daging, selada
padang, sate dan ikan panggang.
Makanan yang dipilih pun ternyata tak sembarangan, karena dipilih melalui penilaian dari ahli gizi dan diet dari DCPS dari puluhan menu yang diusulkan oleh KBRI.
"Standar makanan yang disajikan untuk murid-murid sekolah memang cukup ketat, karena harus sesuai dengan ketentuan gizi, kalori, protein dari biji-bijian dan vitamin yang ditetapkan oleh ahli gizi. Selain itu, makanan juga tidak boleh mengandung terlalu banyak minyak, lemak, dan gula," kata Sekretaris II Hubungan informasi dan media KBRI di Washington DC, Nur Evi Rahmawati, dalam surat elektoniknya.
Ketatnya, standar yang diterapkan nasi putih yang banyak dikonsumsi di Indonesia pun diganti dengan nasi beras merah. Kemudian, makanan yang biasa digoreng, diolah dengan cara di panggang atau direbus.
"Semua makanan itu akan langsung disiapkan oleh vendor penyedia makanan untuk sekolah dasar
di DC, yaitu Chartwells, DC Central Kitchen, dan Revolution Foods," ujar dia.
Tak hanya tersaji di setiap sekolah, makanan-makanan khas Nusantara itu juga bisa didapati di sekolah adopsi KBRI,JC Nalle Elementary School. Kegiatan ini akan dibuka langsung oleh
Dubes RI di Washington DC, Dinno Patti Djalal.
Pengunjung juga bisa menikmati nasi uduk beras merah, orak-arik dan pisang bakar dengan bumbu otentik Indonesia. Selain itu, murid-murid juga akan mengikuti berbagai program pengenalan Indonesia melalui kegiatan mewarnai, "mix and match" nama-nama makanan, buah-buahan dan binatang
khas Indonesia.
Selain itu juga diadakan kursus membuat kue klepon yang akan diikuti oleh para murid. Kegiatan di JC Nalle direncanakan akan ditutup dengan kursus tari poco-poco yang akan diikuti oleh murid-murid, guru-guru dan undangan.
Program tersebut merupakan pilot project DCPS untuk memperkenalkan murid-murid SD dengan keragaman makanan internasional. Sementara itu bagi KBRI, program ini merupakan bagian dari promosi Indonesia, khususnya melalui makanan Indonesia.
Makanan Indonesia memang relatif sulit dijumpai di daerah Washington, D.C. area mengingat terbatasnya jumlah restauran yang menyediakan makanan Indonesia.
Cara unik Robin Lim bantu ibu melahirkan
Mata pengunjung yang hadir tak henti berkedip menatap perempuan setengah baya berambut panjang yang berjalan dengan penuh keyakinan ke atas panggung.
Sesampai di atas panggung, perempuan yang mengenakan baju terusan lengan panjang bermotif etnis itu menyapu matanya ke sekeliling dan tersenyum ramah.
"I love you," ujar dia memecah keheningan pada acara peringatan hari jadi Pusat Kebudayaan Amerika di Jakarta, Sabtu (14/1).
Pengunjung hanya diam, sebagian lagi tak tahu harus menjawab apa.Perempuan itu tidak menyerah, dia mengulang lagi dan dengan bahasa tubuhnya, dia mengajak pengunjung untuk mengatakan hal yang sama. Hingga akhirnya semua pengunjung tanpa sungkan mengatakan kata yang sama.
Perempuan itu bernama Robin Lim atau dikenal dengan sapaan Ibu Robin. Pendiri Yayasan Bumi Sehat itu, pada Desember lalu dinobatkan sebagai "2011 CNN Hero of the Year" atas jasa-jasanya membantu ribuan warga miskin Indonesia untuk mendapatkan kehamilan dan persalinan yang sehat tanpa dipungut biaya.
Sejak 15 tahun lalu, Robin Lim yang merupakan warga Amerika Serikat menetap di Bali dan mengabdikan waktunya untuk melayani ibu melahirkan dan memberikan pendidikan kesehatan bagi warga di Nyuh Kuning, Ubud. Ia juga membuka klinik Bumi Sehat di Aceh pasca tsunami 2004, tepatnya di Meulaboh yang merupakan titik pusat gempa.
Dengan keberadaan dua klinik itu, dia telah memfasilitasi kelahiran lebih 5.000 bayi.Robin memberi pengetahuan perhatian penuh kepada para ibu yang mayoritas warga miskin, agar bisa melahirkan bayinya secara sehat dan selamat. Dan memperlakukan para ibu itu selayaknya manusia.
"Biasanya kalau ibu datang ke klinik umum, yang langsung ditanya kartu oleh petugas dengan ketus. Tapi di klinik ini berbeda, para ibu yang datang disambut dengan kasih sayang dan dipeluk," jelas perempuan kelahiran Arizona, 24 November 1954 itu.
Semua orang yang melahirkan di Bumi Sehat diperlakukan sama apakah mereka warga mampu atau tidak dan tidak perlu membayar.
Dia juga berusaha membuat ibu hamil maupun melahirkan merasa nyaman di klinik itu. Dalam proses persalinan pun, dia berusaha agar para ibu bisa melahirkan sealami mungkin. Dia menyebut proses itu sebagai "gentle birth".
"Di klinik ini menggabungkan cara alami dan medis dengan melibatkan dukun dan dokter.Jika tidak bisa ditangani secara alami, maka ditangani dengan tindakan medis," tambah perempuan yang fasih berbahasa Indonesia itu.
Robin mengakui pentingnya keterlibatan peran dukun beranak. Menurut dia, keberadaan dukun beranak sangat diperlukan dalam membantu persalinan. Selain itu, banyak warga yang masih percaya dengan peran dukun.
"Tetapi begitu ada masalah dalam proses kelahiran, langsung diambil alih oleh tindakan medis," jelas Robin.
Terdapat tiga bidan, empat perawat dan satu dokter di klinik Bumi Sehat yang ada di Aceh. Sedangkan yang di Bali terdapat sembilan bidan, dua dokter dan lima perawat.
Proses melahirkan, terang Robin, sebenarnya bukanlah situasi medis melainkan sebuah keajaiban. Jadi yang lebih terpenting adalah membuat ibu itu nyaman.
"Kita meminta pada ibu yang melahirkan untuk membuka mulut ketika proses melahirkan.Begitu kepala si bayi sudah kelihatan, kita meminta ibu untuk bernyanyi maupun berdoa. Misal dalam agama Hindu dikenal dengan mantra, Islam dengan membaca Basmallah, sedangkan Kristen beda lagi doa yang diucapkan," terang dia.
Logikanya, lanjut dia, jika ingin membuka mulut rahim, maka ibu yang ingin melahirkan itu harus membuka mulutnya.
Belakangan, istri dari seorang pembuat film dokumenter William Hemmerle itu juga mempopulerkan "water birth" atau melahirkan dalam air. Robin menjelaskan pada proses ini, ibu melahirkan dalam air yang dipenuhi bunga-bunga.
Pengalaman Pahit
Apa yang dilakukan seorang Robin Lim saat ini, bukanlah tanpa ada pemicunya. Kematian adik kandungnya pada saat melahirkan anaknya 21 tahun lalu, membuat perempuan yang masih terlihat cantik itu berkeinginan menjadi bidan.
Robin mengisahkan, dokter yang menangani proses kehamilan dan persalinan adiknya itu tidak banyak meluangkan waktu untuk melayani permintaan adiknya. Padahal, adiknya itu memiliki asuransi.
Kondisi ini berbeda dengan yang dialami oleh Robin ketika melahirkan anak pertamanya 35 tahun lalu. Saat itu dia ditangani dua bidan yang memiliki ilmu dan dalam prakteknya penuh dengan cinta.
"Saya pikir sayang kalau semua ibu tidak bisa dapat itu dan akhirnya saya memutuskan untuk menjadi bidan," kenang perempuan yang mempunyai latar belakang pendidikan sebagai bidan Universitas di Santa Barbara City dan sertifikat bidan dari North American Registry of Midwives dan Asosiasi Perbidanan Indonesia.
Selain pengalaman pahit yang dialami adiknya itu, apa yang dilakukan Robin saat ini, juga berangkat dari rasa keprihatinannya terhadap jumlah kematian ibu melahirkan di dunia.
"Tahun lalu sebanyak 981 ibu meninggal saat melahirkan. Itu jumlah yang banyak. Kita harus kerja bersama-sama agar ibu dan bayi bisa hidup," seru Robin.
Kasus kematian itu, lanjut Robin, banyak menimpa warga yang kurang mampu. Menurut Robin, wanita hamil sangat membutuhkan asupan gizi yang baik untuk menunjang kesehatan dirinya sendiri dan bayi yang dikandungnya.
"Kondisi ibu hamil di masyarakat miskin di mana-mana pasti susah. Karena kalau gizi ibu kurang, pasti bayi susah tumbuh di dalam kandungan. Selain itu waktu melahirkan juga bisa pendarahan berat kalau si ibu kurang gizi.Kondisi ini banyak kita temui," kata Robin.
Untuk membuka klinik pertamanya di Bali, bukan hal mudah bagi Robin. Dia harus menjual rumahnya di Hawai.
"Kalau ditanya apakah saya takut miskin, tidak ada orang yang tidak takut miskin. semua takut jatuh miskin.Tapi saya percaya semua ada jalannya,"
Robin mendapatkan uluran dana dari donatur dalam menjalankan dua klinik Bumi Sehat baik yang di Aceh maupun di Bali. Setidaknya diperlukan dana 500 dolar Amerika atau sekitar Rp4,5 juta per hari untuk membiayai klinik itu.
Apalagi saat ini, kata Robin, Bumi Sehat memerlukan biaya untuk merenovasi klinik yang retak akibat gempa di Bali, November lalu.
"Kadang-kadang bagian keuangan klinik, pak Sandi Hasan selalu bertanya Ibu Robin bagaimana kita membayar listrik bulan ini?Ok, dan saya bilang harus percaya," ujar dia lagi.
Saat ditanya mengapa memilih Indonesia? Robin mengatakan sejak kecil tertarik dengan Indonesia. Bermula ayahnya ditugaskan selama satu tahun oleh Pemerintah AS di Indonesia. Untuk mengobati rasa rindunya kepada keluarga yang ada di Amerika, ayahnya paket yang berisi wayang kulit.
"Begitu melihat wayang kulit, saya langsung jatuh cinta pada Indonesia," ujar dia sembari tersenyum.
Meski sudah menetap lama di Indonesia, dia mengaku tetap berkewarganegaraan Amerika. Sedangkan cucu-cucunya berkewarganegaraan Indonesia.
Setelah dinobatkan menjadi "2011 CNN Hero of the Year" dan berhak mendapatkan uang senilai 250 ribu dolar Amerika ditambah 50 ribu dolar Amerika hadiah bagi nominasi, Robin Lim ingin mengembangkan sayapnya dengan membangun klinik yang ada di Bali.
"Kontraknya akan habis empat tahun lagi. Tanah sudah ada, tinggal membangunnya saja," tambah dia.
Robin juga mempunyai keinginan bisa mengembangkan sayapnya dengan membuka klinik di daerah lain di Tanah Air.
Sebelum dinobatkan sebagai pahlawan oleh CNN, dia juga telah meraih Penghargaan Women Peace Award 2005 dari Women Peacepower Foundation dan Komite Yayasan Alexander Langer (Bolzano, Italia) menganugerahi penghargaan Internasional Alexander Langer di tahun 2006. Ia juga meraih Woman of the Month Award dari United Nations Entity for Gender Equality & the Empowerment of Women (UNIFEM) pada 2008.
Sesampai di atas panggung, perempuan yang mengenakan baju terusan lengan panjang bermotif etnis itu menyapu matanya ke sekeliling dan tersenyum ramah.
"I love you," ujar dia memecah keheningan pada acara peringatan hari jadi Pusat Kebudayaan Amerika di Jakarta, Sabtu (14/1).
Pengunjung hanya diam, sebagian lagi tak tahu harus menjawab apa.Perempuan itu tidak menyerah, dia mengulang lagi dan dengan bahasa tubuhnya, dia mengajak pengunjung untuk mengatakan hal yang sama. Hingga akhirnya semua pengunjung tanpa sungkan mengatakan kata yang sama.
Perempuan itu bernama Robin Lim atau dikenal dengan sapaan Ibu Robin. Pendiri Yayasan Bumi Sehat itu, pada Desember lalu dinobatkan sebagai "2011 CNN Hero of the Year" atas jasa-jasanya membantu ribuan warga miskin Indonesia untuk mendapatkan kehamilan dan persalinan yang sehat tanpa dipungut biaya.
Sejak 15 tahun lalu, Robin Lim yang merupakan warga Amerika Serikat menetap di Bali dan mengabdikan waktunya untuk melayani ibu melahirkan dan memberikan pendidikan kesehatan bagi warga di Nyuh Kuning, Ubud. Ia juga membuka klinik Bumi Sehat di Aceh pasca tsunami 2004, tepatnya di Meulaboh yang merupakan titik pusat gempa.
Dengan keberadaan dua klinik itu, dia telah memfasilitasi kelahiran lebih 5.000 bayi.Robin memberi pengetahuan perhatian penuh kepada para ibu yang mayoritas warga miskin, agar bisa melahirkan bayinya secara sehat dan selamat. Dan memperlakukan para ibu itu selayaknya manusia.
"Biasanya kalau ibu datang ke klinik umum, yang langsung ditanya kartu oleh petugas dengan ketus. Tapi di klinik ini berbeda, para ibu yang datang disambut dengan kasih sayang dan dipeluk," jelas perempuan kelahiran Arizona, 24 November 1954 itu.
Semua orang yang melahirkan di Bumi Sehat diperlakukan sama apakah mereka warga mampu atau tidak dan tidak perlu membayar.
Dia juga berusaha membuat ibu hamil maupun melahirkan merasa nyaman di klinik itu. Dalam proses persalinan pun, dia berusaha agar para ibu bisa melahirkan sealami mungkin. Dia menyebut proses itu sebagai "gentle birth".
"Di klinik ini menggabungkan cara alami dan medis dengan melibatkan dukun dan dokter.Jika tidak bisa ditangani secara alami, maka ditangani dengan tindakan medis," tambah perempuan yang fasih berbahasa Indonesia itu.
Robin mengakui pentingnya keterlibatan peran dukun beranak. Menurut dia, keberadaan dukun beranak sangat diperlukan dalam membantu persalinan. Selain itu, banyak warga yang masih percaya dengan peran dukun.
"Tetapi begitu ada masalah dalam proses kelahiran, langsung diambil alih oleh tindakan medis," jelas Robin.
Terdapat tiga bidan, empat perawat dan satu dokter di klinik Bumi Sehat yang ada di Aceh. Sedangkan yang di Bali terdapat sembilan bidan, dua dokter dan lima perawat.
Proses melahirkan, terang Robin, sebenarnya bukanlah situasi medis melainkan sebuah keajaiban. Jadi yang lebih terpenting adalah membuat ibu itu nyaman.
"Kita meminta pada ibu yang melahirkan untuk membuka mulut ketika proses melahirkan.Begitu kepala si bayi sudah kelihatan, kita meminta ibu untuk bernyanyi maupun berdoa. Misal dalam agama Hindu dikenal dengan mantra, Islam dengan membaca Basmallah, sedangkan Kristen beda lagi doa yang diucapkan," terang dia.
Logikanya, lanjut dia, jika ingin membuka mulut rahim, maka ibu yang ingin melahirkan itu harus membuka mulutnya.
Belakangan, istri dari seorang pembuat film dokumenter William Hemmerle itu juga mempopulerkan "water birth" atau melahirkan dalam air. Robin menjelaskan pada proses ini, ibu melahirkan dalam air yang dipenuhi bunga-bunga.
Pengalaman Pahit
Apa yang dilakukan seorang Robin Lim saat ini, bukanlah tanpa ada pemicunya. Kematian adik kandungnya pada saat melahirkan anaknya 21 tahun lalu, membuat perempuan yang masih terlihat cantik itu berkeinginan menjadi bidan.
Robin mengisahkan, dokter yang menangani proses kehamilan dan persalinan adiknya itu tidak banyak meluangkan waktu untuk melayani permintaan adiknya. Padahal, adiknya itu memiliki asuransi.
Kondisi ini berbeda dengan yang dialami oleh Robin ketika melahirkan anak pertamanya 35 tahun lalu. Saat itu dia ditangani dua bidan yang memiliki ilmu dan dalam prakteknya penuh dengan cinta.
"Saya pikir sayang kalau semua ibu tidak bisa dapat itu dan akhirnya saya memutuskan untuk menjadi bidan," kenang perempuan yang mempunyai latar belakang pendidikan sebagai bidan Universitas di Santa Barbara City dan sertifikat bidan dari North American Registry of Midwives dan Asosiasi Perbidanan Indonesia.
Selain pengalaman pahit yang dialami adiknya itu, apa yang dilakukan Robin saat ini, juga berangkat dari rasa keprihatinannya terhadap jumlah kematian ibu melahirkan di dunia.
"Tahun lalu sebanyak 981 ibu meninggal saat melahirkan. Itu jumlah yang banyak. Kita harus kerja bersama-sama agar ibu dan bayi bisa hidup," seru Robin.
Kasus kematian itu, lanjut Robin, banyak menimpa warga yang kurang mampu. Menurut Robin, wanita hamil sangat membutuhkan asupan gizi yang baik untuk menunjang kesehatan dirinya sendiri dan bayi yang dikandungnya.
"Kondisi ibu hamil di masyarakat miskin di mana-mana pasti susah. Karena kalau gizi ibu kurang, pasti bayi susah tumbuh di dalam kandungan. Selain itu waktu melahirkan juga bisa pendarahan berat kalau si ibu kurang gizi.Kondisi ini banyak kita temui," kata Robin.
Untuk membuka klinik pertamanya di Bali, bukan hal mudah bagi Robin. Dia harus menjual rumahnya di Hawai.
"Kalau ditanya apakah saya takut miskin, tidak ada orang yang tidak takut miskin. semua takut jatuh miskin.Tapi saya percaya semua ada jalannya,"
Robin mendapatkan uluran dana dari donatur dalam menjalankan dua klinik Bumi Sehat baik yang di Aceh maupun di Bali. Setidaknya diperlukan dana 500 dolar Amerika atau sekitar Rp4,5 juta per hari untuk membiayai klinik itu.
Apalagi saat ini, kata Robin, Bumi Sehat memerlukan biaya untuk merenovasi klinik yang retak akibat gempa di Bali, November lalu.
"Kadang-kadang bagian keuangan klinik, pak Sandi Hasan selalu bertanya Ibu Robin bagaimana kita membayar listrik bulan ini?Ok, dan saya bilang harus percaya," ujar dia lagi.
Saat ditanya mengapa memilih Indonesia? Robin mengatakan sejak kecil tertarik dengan Indonesia. Bermula ayahnya ditugaskan selama satu tahun oleh Pemerintah AS di Indonesia. Untuk mengobati rasa rindunya kepada keluarga yang ada di Amerika, ayahnya paket yang berisi wayang kulit.
"Begitu melihat wayang kulit, saya langsung jatuh cinta pada Indonesia," ujar dia sembari tersenyum.
Meski sudah menetap lama di Indonesia, dia mengaku tetap berkewarganegaraan Amerika. Sedangkan cucu-cucunya berkewarganegaraan Indonesia.
Setelah dinobatkan menjadi "2011 CNN Hero of the Year" dan berhak mendapatkan uang senilai 250 ribu dolar Amerika ditambah 50 ribu dolar Amerika hadiah bagi nominasi, Robin Lim ingin mengembangkan sayapnya dengan membangun klinik yang ada di Bali.
"Kontraknya akan habis empat tahun lagi. Tanah sudah ada, tinggal membangunnya saja," tambah dia.
Robin juga mempunyai keinginan bisa mengembangkan sayapnya dengan membuka klinik di daerah lain di Tanah Air.
Sebelum dinobatkan sebagai pahlawan oleh CNN, dia juga telah meraih Penghargaan Women Peace Award 2005 dari Women Peacepower Foundation dan Komite Yayasan Alexander Langer (Bolzano, Italia) menganugerahi penghargaan Internasional Alexander Langer di tahun 2006. Ia juga meraih Woman of the Month Award dari United Nations Entity for Gender Equality & the Empowerment of Women (UNIFEM) pada 2008.
Langganan:
Postingan (Atom)