Minggu, 14 Agustus 2011

I'tikaf di Istiqlal

ni dia, mba tini. teman kos saya
  Well, saya harus jujur kalau ini merupakan pengalaman pertama i'tikaf di masjid. Berawal dari ajakan teman kos saya, mba Tini, yang ingin i'tikaf di masjid Istiqlal.

"Ndri, hayu kita i'tikaf di Istiqlal," ajaknya suatu malam usai solat tarawih.
"Hayu aja..eng, tapi saya belum pernah i'tikaf mba,"jawab saya.
"Ah enggak apa-apa, saya juga belum pernah," tepis dia.
"Ok deh, saya coba. Masa' seumur hidup saya ga pernah i'tikaf," kata saya optimis.

  Ia pun tersenyum bangga, bisa mengajak saya untuk i'tikaf di masjid. Sayup-sayup saya mendengar dia berkata beruntung ramadan kali ini punya teman untuk beribadah bersama.

 Akhirnya, disepakati untuk melakukan i'tikaf pada Sabtu (13/8) malam. Dengan pertimbangan besoknya adalah hari libur. Jadi kalau saya mengantuk, bisa dilampiaskan dengan tidur seharian di kamar kos.

  Sampailah pada malam eksekusi....

  Sebelum berangkat tarawih di Istiqlal, mba Tini mewanti-wanti minta agar usai solat pulang dulu ke kamar kos untuk mengambil bekal untuk sahur. Dengan perasaan ragu-ragu saya menyanggupinya. Takut ga ada perempuan yang i'tikaf lah, hingga takut kedingginan tidur di masjid. Saya menguatkan hati, sambil berkata ini cobaan dalam beribadah.


  Begitu solat usai, saya pun bertanya sama petugas. Bapak petugas nan ramah itu menjawab, bahwa banyak yang i'tikaf baik perempuan ataupun laki-laki. Tekad saya pun semakin bulat. Apalagi, saya tak sendiri, ada temannya.

  Kami pun bergegas pulang dengan semangat 45. Ambil perlengkapan ini itu. Malah barang bawaan Mba Tini bertambah, dari hanya satu ransel menjadi dua. Sedangkan saya yang menganut paham, simplicity is number one, tetap membawa satu tas. Walaupun ada tambahan handuk, perlengkapan mandi dan makanan.

  Dengan semangat membara, kami masuk masjid. Langsung ambil wudhu. Mba Tini duluan yang masuk ke toilet. Begitu keluar, raut kecewa terlihat jelas di wajahmu. Hati saya pun was-was. Plis, jangan kabarkan berita buruk, batin saya.

  "Ndri, kayanya saya lagi "dapet" deh," kata dia....
  Jreng...Jreng...Jreng...saya pun diam. Kalau di film kartun mungkin, ibarat kaca, yang pecah berkeping-keping, jatuh pula.

to be continue...ga mut bikinnya ney

Tidak ada komentar:

Posting Komentar