Senin, 22 Januari 2018

Perjalanan Ke Melaka, Ikhtiar Pengobatan Sindrom Nefrotik

Setelah kecewa dengan penjelasan dokter di Indonesia, saya ingin mencari second opinion. Saya teringat pernah mengantar emak berangkat ke Melaka, Malaysia, tepatnya di Mahkota Medical Center pada 2007.
Waktu itu, emak operasi katarak. Setelah ada malpraktik yang dialaminya setelah operasi katarak di Padang. Di Padang, biayanya memang murah Rp5-7 juta, tapi penyembuhannya hingga sebulan. Bolak balik ke klinik mata yang dimiliki dokter asal Bogor itu.
Di Melaka berbeda, diperiksa sana dokter, cek tensi, kemudian rawat inap dan selanjutnya langsung operasi mata. Semua prosesnya hanya setengah hari. Kemudian setelah operasi, dikasih penutup mata agar mata tidak kena air sehari semalam. Besoknya, kami bisa jalan jalan ke Kuala Lumpur. Pengalaman pertama ke luar negeri juga ketika itu.
Awalnya, saya pengen berangkat ke Melaka pada Desember 2017. Abang saya pun udah kasih uang buat berobat, tapi keburu tumbang dan dirawat di RS di Jakarta.
Setelah agak mendingan, saya beragkat ke Malaysia ditemani suami. Cari tiket murah, dapat harga Rp2,3 jt PP, berangkat pakai Air Asia pulang dengan Lion Air.
Kami berangkat pesawat jam dua, sambil menunggu suami yang datang dari Balikpapan. Pesawat telat setengah jam.
Sampai di KLIA 2,  jam 6 sore. Kami langsung cari tiket bus ke Melaka, tepatnya Mahkota Medical Center.  Ternyata, bus ke Mahkota ada jam 22.15.
Ada bus lain tapi pukul 20.45 tujuan ke Melaka Sentral. Saya pikir, kalau ke Melaka Sentral agak ribet karena harus naik taksi dengan harga sekitar RM20 atau Grab RM10. Tapi berhubung, kami belum beli SIM card akhirnya naik bus aja ke Mahkota dengan biaya RM35.
Sambil menunggu bus, kami pun makan kari di food court basement KLIA2. Dekat nunggu bus. Harganya murah pakai jari ayam hanya RM5 , terus suami makan Briyani kambing dengan harga RM12.

Bus di Malaysia boleh dibilang ontime dan harus perhatikan tujuannya. Bus Starmart ke Mahkota, ternyata bus terusan ke Singapura dengan pemberhentian Malaka Sentral dan Mahkota, Singapura.
Kami sampai jam 00.30 malam. Langsung check in hotel di Pesona Boutique. Kami pesan di Traveloka, semalamnya Rp235 ribu. Fasilitasnya seadanya lah. Tempat tidur double, TV, kamar mandi, sajadah, sabun dan handuk. Lokasinya dekat banget dengan Mahkota, mungkin sepelemparan batu doank.
Sampingnya juga kedai India, yang buka 24 jam. Makanan favorit saya tentu saja roti canai dan martabak ikan sarden. Plus teh tarik. Harga makan di Malaka tak semahal di Kuala Lumpur, contohnya martabak telur dan teh tarik hanya RM5.
Solat Subuh di sini jam 6 pagi. Lalu sarapan dan kemudian langsung ke rumah sakit. Untuk pendaftarannya, ga usah dilantai dasar. Bisa pilih lantai satu hingga empat yang antrenya ga panjang.
Pendaftarannya bayar RM4. Saya daftar di dokter endokrin rekomendasi teman Dr Lim Shiang Chin dan ahli ginjal namanya Dr Wee Tuan Hong.
Ternyata kalau di Mahkota , praktik dokter sendiri-sendiri. Ada ruangan khusus dan namanya. Di sana nunggu perawat datang buat kasih form pendaftaran. Dokter datang ontime jam 8.30. Ternyata sudah banyak yang antre, mayoritas tentu saja orang Indonesia.
Ada yang diabetes, ada yang hipertiroidisme, hipotiroid dan lainnya. Suster kemudian panggil nama saya, nanya hasil tes di Indonesia, saya bagi.
Di sana banyak juga penderita tiroid dari Indonesia. Ada penderita bawa hasil tiroid dari Siloam, dia cerita udah berobat kemana-mana, terakhir di RSCM dengan dokter Dante. Dia pengen ikhtiar ke sini.
Kemudian, saya ngobrol dengan orang Malaysia yang kena hipertiroid juga. Saya bilang, menurut dokter saya di Indonesia saya harus minum obat seumur hidup. Dia kaget, kok begitu ya karena dia hanya minum obat selama setahun dan selanjutnya hanya kontrol cek darah tiap tiga bulan.
Dari dia, saya tanya apa pantangan makan. Dia bilang ga boleh makan rumput laut, kemudian dikurangi makan seafood, ga makanan olahan dari kacang kedelai dan kedelai hitam.
Bagaimana pelayanan dokter di rumah sakit ini, nanti saya kisah kan terpisah. Tapi yang pasti saya sangat puas berobat di sini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar