Seperti janji saya sebelumnya, saya akan menulis mengenai rencana pengobatan Sindrom Nefrotik yang berasal dari Dr Wee Tuang Hong. Seorang nefrologis, yakni dokter penyakit dalam yang khusus mempelajari ginjal dan fungsinya. Beliau praktik di Mahkota Medical Hospital, Melaka, Malaysia.
Singkat cerita, ia meminta saya untuk menceritakan kronologis penyakit yang saya derita. Saya katakan, saya mulai merasakan penyakit saya itu sejak awal November 2017. Berawal dari kecurigaan sahabat saya, Mami Tri, karena kaki saya bengkak. Saya merasa tak apa-apa, dan berpikir bahwa semua ini karena masalah kelenjar tiroid (hipertiroid) yang saya derita sudah membaik dan efeknya berat badan saya naik. Memang pada saat itu, kelenjar tiroid di leher saya tak lagi bengkak.
Dilihat satu minggu, dua minggu, kaki makin bengkak. Kemudian sahabat-sahabat saya menyarankan ke dokter untuk periksa ginjal. Saya bertanya pada sahabat saya sejak SD yang kini jadi dokter residen di RS Sardjito, ia menyarankan saya untuk cek darah yakni ureum dan kreatinin.
Saya kemudian cek darah ureum dan kreatinin, kemudian bikin jadi urologist, Dr Charles Hutasoit. Saya ceritakan keluhan saya soal kaki bengkak. Ia kemudian melakukan USG Ginjal, Alhamdulillah hasilnya normal. Kemudian ia juga menyarankan saya untuk cek urine lengkap. Pada saat ke dokter Charles berat badan saya sudah naik ke 48 kilogram, dari semula 43-44 kg. Saat mau pulang, saya bertanya apakah ada kemungkinan bengkak di kaki ini karena cairan infus? Pada Oktober lalu, saya memang dirawat tiga hari karena tifus dan menghabiskan enam botol cairan. Dokter jawab bisa jadi.
Singkat cerita, ia meminta saya untuk menceritakan kronologis penyakit yang saya derita. Saya katakan, saya mulai merasakan penyakit saya itu sejak awal November 2017. Berawal dari kecurigaan sahabat saya, Mami Tri, karena kaki saya bengkak. Saya merasa tak apa-apa, dan berpikir bahwa semua ini karena masalah kelenjar tiroid (hipertiroid) yang saya derita sudah membaik dan efeknya berat badan saya naik. Memang pada saat itu, kelenjar tiroid di leher saya tak lagi bengkak.
Dilihat satu minggu, dua minggu, kaki makin bengkak. Kemudian sahabat-sahabat saya menyarankan ke dokter untuk periksa ginjal. Saya bertanya pada sahabat saya sejak SD yang kini jadi dokter residen di RS Sardjito, ia menyarankan saya untuk cek darah yakni ureum dan kreatinin.
Saya kemudian cek darah ureum dan kreatinin, kemudian bikin jadi urologist, Dr Charles Hutasoit. Saya ceritakan keluhan saya soal kaki bengkak. Ia kemudian melakukan USG Ginjal, Alhamdulillah hasilnya normal. Kemudian ia juga menyarankan saya untuk cek urine lengkap. Pada saat ke dokter Charles berat badan saya sudah naik ke 48 kilogram, dari semula 43-44 kg. Saat mau pulang, saya bertanya apakah ada kemungkinan bengkak di kaki ini karena cairan infus? Pada Oktober lalu, saya memang dirawat tiga hari karena tifus dan menghabiskan enam botol cairan. Dokter jawab bisa jadi.