Minggu, 06 Maret 2011

Bbm Langka di Negeri Kaya Minyak

      Raut muka Asri Sumarni (34) mengeras. Dengan masih mengenakan pelindung kepala, ia mendekati Suedi (25) petugas Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang terdapat di Jalan Riau, Sabtu malam.
        Setengah berteriak, ia memerintahkan agar petugas mengisi pertamax ke motor yang dibawa suaminya.
        "Ini dari tadi mengantri. Mengapa yang diisi malah yang lain," ujarnya setengah kesal.
        Mendapat perkataan seperti Suaedi, hanya bisa diam. Dan dengan gerak tangannya, meminta agar Asri mendekatkan motornya ke dirinya. Dengan sigap ia mengisi tanki motor tersebut dengan pertamax yang dijual dengan harga Rp9.100 perliter tersebut.
        "Sudahlah bayarnya mahal, mengantri pula," ujar Asri kesal.




        Ia mengaku sudah berkeliling Pekanbaru mencari premium, namun tak satupun ia dapatkan.  Pedagang eceran yang biasanya banyak menyediakan premium atau bensin, tidak nampak lagi.




        Tak hanya Asri saja yang harus mengantri pada malam itu. Ratusan kendaraan baik roda dua dan roda empat mengantri di SPBU tersebut. SPBU tersebut merupakan satu-satunya SPBU yang beroperasi di Pekanbaru pada malam itu, walaupun tidak menyediakan BBM jenis premium dan solar.
        "Premium dan solar jarang masuk ke SPBU. Kalau pertamax selalu ada," jelas Suaedi, petugas SPBU tersebut kepada ANTARA.
        Suaedi mengaku tidak tahu alasannya, mengapa saat ini terjadi kelangkaan BBM jenis premium dan solar di Pekanbaru. Namun, ini terjadi hampir di seluruh kabupaten/kota di Riau.
        "Teman saya yang di Tembilahan, juga mengeluhkan hal yang sama," cetusnya.
        Pemandangan sama juga terjadi di SPBU Jalan HR Soebrantas, Minggu pagi. Ratusan kendaraan mengantri untuk mendapatkan pertamax. Bahkan beberapa diantaranya sudah mengantri sejak subuh.
        "Iya, kebetulan rumahnya tidak jauh dari SPBU. Dapat bensin sudah ada di SPBU, langsung meluncur ke sini," ujar Robby, warga perumahan Putri Tujuh, Panam.
        Ia menyebutkan, bensin semakin sulit didapatkan di negeri kaya minyak ini. Jikapun ada, kata dia, bensin dijual dengan harga tinggi mencapai Rp10 ribu per liternya. Hal ini, tentu saja menyulitkan dirinya. Apalagi, pekerjaannya sebagai sales membutuhkan mobilitas yang tinggi.
        "Sebaiknya ganti saja plat Riau yang BM, banyak minyak, menjadi KM atau kurang minyak," selorohnya.
        Robby sangat menyayangkan kelangkaan yang terjadi, padahal Riau terkenal karena kaya akan sumber minyak bumi. Kelangkaan BBM tak hanya terjadi di Pekanbaru saja tetapi meluas ke kabupaten lainnya seperti Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi di mana bensin dijual dengan harga Rp25 ribu perliternya.
    
                      Keterlambatan Kapal
   Kepala Cabang Pertamina Divre Riau, Windrian Kurniawan, mengatakan kelangkaan terjadi karena keterlambatan kapal pengangkut dari kilang pengolahan minyak di Kota Dumai ke sejumlah depot di Riau.
        "Salah satu yang menyebabkan keterlambatan ini adalah cuaca buruk, jadi kapal sulit bersandar," jelas dia.
        Ia mengatakan, pihaknya sudah berupaya sejak beberapa hari lalu untuk mengatasi kelangkaan BBM di Riau. Namun cuaca buruk membuat kelangkaan BBM semakin meluas di Riau. Disebutkannya, dua kapal yakni kapal Melisa yang membawa 2600 kilo liter premium dan Tri Aksa yang membawa 1650 kilo liter premium telah sampai di depot Siak.
        "Pendistribusian BBM sudah dilakukan sejak subuh ini. Petugas saat ini sedang bekerja keras menyalurkannya ke seluruh wilayah Riau. Kita doakan saja semuanya dapat berjalan lancar," harapnya.
        Selain itu, pada Senin (7/3), juga akan datang kapal Towe Ario yang membawa 1600 kilo liter premium.
        "Jadi bisa dipastikan untuk sepekan kedepan, kelangkaan BBM sudah teratasi," kata dia.
        Disinggung, apakah ada hubungannya dengan pembatasan BBM, ia mengatakan hal ini tidak ada hubungannya sama sekali. Menurutnya, hal ini semata karena cuaca buruk yang melanda Riau beberapa waktu belakangan ini.
        BBM terutama jenis premium telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat Riau pada umumnya. Hampir seluruh wilayah di Riau, belum mempunyai sistem transportasi umum yang memadai.
        Selain untuk bahan bakar kendaraan, BBM juga digunakan untuk bahan bakar genset karena di Riau masih ada masyarakat yang belum mendapatkan listrik dari PLN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar