Senin, 23 Januari 2017

Berbicara kematian

Pagi ini,  ketika abang saya alias uda menelepon saya  sedang di jalan,  seperti biasa berangkat kerja. Saya sedang di jalan,  alhasil during telepon pun terabaikan.

Ketika berada di dalam bus,  saya baru menyadarinya dan menelepon balik.  Setelah berbicara ngalor ngidul,  abang saya meminta maaf kepada saya.

Saya kaget,  ini tak seperti biasanya.  Lidah saya tercekat.  Ternyata dia habis dari rumah di Terang Bulan,  dan merasa banyak salah.

"Bulan besok,  umur uda udah masuk 45 tahun.  Uda merasa sudah tua,  dan meminta maaf kalau ada salah, " kata uda lirih.

Saya tercekat.  Tak bisa bicara.  Sesungguhnya semalam,  saya juga berbicara kematian dengan suami.  Saya merasa belum siap jika meninggal saat ini,  karena merasa banyak dosa.  Tapi kematian adalah sesuatu yang harus dihadapi.

Dan pagi ini,  uda berbicara hal yang sama.  Ia menitip pesan untuk menjaga emak dan anak-anaknya.

Sungguh,  saya sedih...
Saya tak bisa bayangkan hidup di dunia ini tanpa uda...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar