Sabtu, 05 September 2015

Musuh Iblis

Suatu ketika Allah SWT memerintahkan seorang Malaikat
menemui Iblis agar menghadap Baginda Rasul saw untuk
memberitahu segala rahasianya, baik yang disuka maupun
yang dibencinya. Hal ini dimaksudkan untuk meninggikan
derajat Nabi Muhammad saw dan juga sebagai peringatan
dan perisai umat manusia.
Kemudian Malaikat itupun mendatangi Iblis dan berkata : “Hai
Iblis! Engkau diperintah Allah untuk menghadap Rasulullah
saw. Bukalah semua rahasiamu dan jawablah setiap
pertanyaan Rasulullah dengan jujur. Jika engkau berdusta
walau satu perkataanpun, niscaya akan terputus semua
anggota badanmu, uratmu serta disiksa dengan azab yang
amat pedih”.
Mendengar ucapan Malaikat yang dahsyat itu, Iblis sangat
ketakutan, maka segera ia menghadap Rasulullah saw
dengan menyamar sebagai orang tua yang buta sebelah
matanya dan berjanggut putih 10 helai yang panjangnya
seperti ekor lembu.
Iblis pun memberi salam sampai 3 (tiga) kali salam,
Rasulullah saw tidak juga menjawabnya, maka Iblis berkata :
“Ya Rasullullah! Mengapa engkau tidak menjawab salamku?
Bukankah salam itu sangat mulia di sisi Allah?” Maka jawab
Nabi dengan marah : “Hai musuh Allah! Kepadaku engkau
menunjukkan kebaikanmu? Jangan kau coba menipuku
sebagaimana kau tipu Nabi Adam as sehingga beliau keluar
dari syurga, kau hasut Qabil sehingga ia tega membunuh
Habil yang masih saudaranya sendiri, ketika sedang sujud
dalam sembahyang kau tiup Nabi Ayub as dengan asap
beracun sehingga beliau sengsara untuk beberapa lama,
kisah Nabi Daud as dengan perempuan Urya, Nabi Sulaiman
meninggalkan kerajaannya karena engkau menyamar sebagai
isterinya dan begitu juga beberapa Anbiya dan pendeta yang
telah menanggung sengsara akibat hasutanmu.o
Hai Iblis! Sebenarnya salam itu sangat mulia di sisi Allah
azza wa jalla, tapi aku diharamkan Allah menjawab salammu.
Aku mengenalmu dengan baik wahai Iblis, Raja segala Iblis.
Apa tujuanmu menemuiku?”.
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Janganlah engkau marah.
Engkau dapat mengenaliku karena engkau adalah Khatamul
Anbiya. Aku datang atas perintah Allah untuk memberitahu
segala tipu dayaku terhadap umatmu dari zaman Nabi Adam
as hingga akhir zaman nanti. Ya Nabi Allah! Setiap apa yang
engkau tanya, aku bersedia menerangkan satu persatu
dengan sebenarnya, aku tidak berani menyembunyikannya”.
Kemudian Iblispun bersumpah menyebut nama Allah dan
berkata : “Ya Rasulullah! Sekiranya aku berdusta barang
sepatahpun niscaya hancur leburlah badanku menjadi abu”.
Ketika mendengar sumpah Iblis itu, Nabipun tersenyum dan
berkata dalam hatinya, inilah kesempatanku untuk menyiasati
segala perbuatannya agar didengar seluruh sahabat yang ada
di majlis ini dan menjadi perisai seluruh umatku.
Pertanyaan Nabi (1) :
“Hai Iblis! Siapakah musuh besarmu?”
Jawab Iblis : “Ya Nabi Allah! Engkaulah musuhku yang paling
besar di antara musuh-musuhku di muka bumi ini”.
Kemudian Nabipun memandang muka Iblis dan Iblispun
gemetar karena ketakutan. Sambung Iblis : “Ya Khatamul
Anbiya! Aku dapat merubah diriku seperti manusia, binatang
dan lain-lain hingga rupa dan suarapun tidak berbeda, kecuali
dirimu saja yang tidak dapat aku tiru karena dicegah oleh
Allah. Andaikan aku menyerupai dirimu, maka terbakarlah
diriku menjadi abu.
Aku cabut iktikad / niat anak Adam supaya menjadi kafir
karena engkau berusaha memberi nasihat dan pengajaran
supaya mereka kuat untuk memeluk agama Islam, begitu juga
aku berusaha menarik mereka kepada kekafiran, murtad atau
munafik. Aku akan menarik seluruh umat Islam dari jalan
yang benar menuju jalan yang sesat supaya masuk ke dalam
neraka dan kekal di dalamnya bersamaku”.
Pertanyaan Nabi (2) :
“Hai Iblis! Apa yang kau perbuat terhadap makhluk Allah?”
Jawab Iblis : “Adalah satu kemajuan bagi perempuan yang
merenggangkan kedua pahanya kepada lelaki yang bukan
suaminya, setengahnya hingga mengeluarkan benih yang
salah sifatnya. Aku goda semua manusia supaya
meninggalkan sholat, berbuai dengan makanan dan minuman,
berbuat durhaka, aku lalaikan dengan harta benda, emas,
perak dan permata, rumahnya, tanahnya, ladangnya supaya
hasilnya dibelanjakan ke jalan yang haram.
Demikian juga ketika pesta di mana lelaki dan perempuan
bercampur. Di sana aku lepaskan godaan yang besar supaya
mereka lupa peraturan dan akhirnya minum arak. Apabila
terminum arak itu, maka hilanglah akal, fikiran dan malunya.
Lalu aku ulurkan tali cinta dan terbukalah beberapa pintu
maksiat yang besar, datang perasaan hasad dengki hingga
perbuatan zina. Apabila terjadi kasih antara mereka,
terpaksalah mereka mencari uang hingga menjadi penipu,
peminjam dan pencuri.
Apabila mereka sadar akan kesalahan mereka lalu hendak
bertaubat dan berbuat amal ibadah, akan aku rayu supaya
mereka membatalkannya. Semakin keras aku goda supaya
mereka berbuat maksiat dan mengambil isteri orang. Jika
hatinya terkena godaanku, datanglah rasa ria’, takabur, iri,
sombong dan melengahkan amalnya. Jika lidahnya yang
tergoda, maka mereka akan gemar berdusta, mencela dan
mengumpat. Demikianlah aku goda mereka setiap saat”.

Pertanyaan Nabi (3) :
“Hai Iblis! Mengapa engkau bersusah payah melakukan
pekerjaan yang tidak mendatangkan faedah bahkan
menambah laknat yang besar dan siksa yang besar di neraka
yang paling bawah? Hai yang dikutuk Allah! Siapa yang
menjadikanmu? Siapa yang melanjutkan usiamu? Siapa yang
menerangkan matamu? Siapa yang memberi pendengaranmu?
Siapa yang memberi kekuatan anggota badanmu?
Jawab Iblis : “Semuanya itu adalah anugerah dari Allah Yang
Maha Besar. Tetapi hawa nafsu dan takabur membuatku
menjadi jahat sebesar-besarnya. Engkau lebih tahu bahwa
diriku telah beribu-ribu tahun menjadi Ketua seluruh Malaikat
dan pangkatku telah dinaikkan dari satu langit ke langit yang
lebih tinggi. Kemudian aku tinggal di dunia ini beribadah
bersama para Malaikat beberapa waktu lamanya.
Tiba-tiba datang firman Allah SWT hendak menjadikan
seorang Khalifah di dunia ini, maka akupun membantah. Lalu
Allah menciptakan manusia yang pertama (Nabi Adam as)
dan seluruh Malaikat diperintah supaya memberi hormat
sujud kepada lelaki itu, hanya aku saja yang ingkar. Oleh
karena itu, Allah murka kepadaku dan wajahku yang tampan
rupawan dan bercahaya itu berubah menjadi keji dan
menakutkan. Aku merasa sakit hati. Kemudian Allah
menjadikan Adam raja di syurga dan dikaruniakan seorang
permaisuri (Siti Hawa) yang memerintah seluruh bidadari.
Aku bertambah dengki dan dendam kepada mereka.
Akhirnya aku berhasil menipu mereka melalui Siti Hawa yang
menyuruh Adam memakan buah khuldi, lalu keduanya diusir
dari syurga ke dunia. Keduanya berpisah beberapa tahun dan
kemudian dipertemukan Allah (di Padang Arafah), hingga
mereka mendapat beberapa orang anak. Kemudian kami
hasut anak lelakinya Qabil supaya membunuh saudaranya
Habil. Itupun aku masih belum puas dan berbagai tipu daya
aku lakukan hingga hari kiamat kelak.
Sebelum engkau lahir ke dunia, aku beserta bala tentaraku
dengan mudah dapat naik ke langit untuk mencuri segala
rahasia, tulisan yang menyuruh manusia berbuat ibadah dan
balasan pahala serta syurga mereka. Kemudian aku turun ke
dunia dan memberitahu manusia yang lain tentang apa yang
sebenarnya aku dapatkan dengan berbagai tipu daya hingga
tersesat dengan berbagai kitab bid’ah dan kehancuran.
Tetapi ketika engkau lahir ke dunia ini, maka aku tidak
diijinkan oleh Allah untuk naik ke langit dan mencuri rahasia
karena banyak Malaikat yang menjaga di setiap lapisan pintu
langit. Jika aku memaksa untuk naik, maka Malaikat akan
melontarkan anak panah dari api yang menyala. Sudah
banyak bala tentaraku yang terkena lontaran Malaikat itu dan
semuanya terbakar menjadi abu, maka semakin beratlah
pekerjaanku dan bala tentaraku untuk menjalankan tugas
menghasut manusia”.
Pertanyaan Nabi (4) :
Rasullullah bertanya “Hai Iblis! Apa yang pertama kali kau
tipu dari manusia?”
Jawab Iblis : “Pertama kali aku palingkan iktikad / niatnya,
imannya kepada kafir dan juga dari segi perbuatan,
perkataan, kelakuan atau hatinya. Jika tidak berhasil juga,
akan aku tarik dengan cara mengurangi pahala. Lama-
kelamaan mereka akan terjerumus mengikuti kemauanku”.
Pertanyaan Nabi (5) :
“Hai Iblis! Jika umatku sholat karena Allah, apa yang terjadi
padamu?”
Jawab Iblis : “Sungguh penderitaan yang sangat besar.
Gemetarlah badanku dan lemah tulang sendiku, maka aku
kerahkan berpuluh-puluh iblis datang menggoda manusia
pada setiap anggota badannya.
Beberapa iblis datang pada setiap anggota badannya supaya
malas sholat, was-was, lupa bilangan raka’atnya, bimbang
pada pekerjaan dunia yang ditinggalkannya, merasa terburu-
buru supaya cepat selesai sholatnya, hilang khusyuknya,
matanya senantiasa melirik ke kanan dan ke kiri, telinganya
senantiasa mendengar percakapan orang dan bunyi-bunyi
yang lain.
Beberapa iblis yang lain duduk di belakang badan orang yang
sembahyang itu supaya tidak kuat sujud berlama-lama, penat
waktu duduk tahiyat dan dalam hatinya selalu merasa
terburu-buru supaya cepat selesai sholatnya, itu semua
membuat berkurangnya pahala. Jika para iblis tidak dapat
menggoda manusia itu, maka aku sendiri akan menghukum
mereka dengan hukuman yang berat”.
Pertanyaan Nabi (6) :
“Jika umatku membaca Al-Qur’an karena Allah, apa yang
terjadi padamu?”
Jawab Iblis : “Jika mereka membaca Al-Qur’an karena Allah,
maka terbakarlah tubuhku, putuslah seluruh uratku lalu aku
lari dan menjauh darinya”.
Pertanyaan Nabi (7) :
“Jika umatku mengerjakan haji karena Allah, bagaimana
perasaanmu?”
Jawab Iblis : “Binasalah diriku, gugurlah daging dan tulangku
karena mereka telah mencukupkan rukun Islamnya”.
Pertanyaan Nabi (8) :
“Jika umatku berpuasa karena Allah, bagaimana keadaanmu?”
Jawab Iblis : “Ya Rasulullah! Inilah bencana yang paling
besar bahayanya buatku. Apabila masuk awal bulan
Ramadhan, maka memancarlah cahaya Arasy dan Kursi,
bahkan seluruh Malaikat menyambut dengan suka cita. Bagi
orang yang berpuasa, Allah akan mengampunkan segala dosa
yang lalu dan digantikan dengan pahala yang amat besar
serta tidak dicatat dosanya selama dia berpuasa. Yang
menghancurkan hatiku ialah segala isi langit dan bumi, yakni
Malaikat, bulan, bintang, burung dan ikan-ikan semuanya
siang malam memohonkan ampunan bagi orang yang
berpuasa. Satu lagi kemudian orang berpuasa ialah
dimerdekakan pada setiap masa dari azab neraka. Bahkan
semua pintu neraka ditutup manakala semua pintu syurga
dibuka seluas-luasnya dan dihembuskan angin dari bawah
Arasy yang bernama Angin Syirah yang amat lembut ke dalam
syurga. Pada hari umatmu mulai berpuasa, dengan perintah
Allah datanglah sekalian Malaikat dengan garangnya
menangkapku dan tentaraku, jin, syaitan dan ifrit lalu
dipasung kaki dan tangan dengan besi panas dan dirantai
serta dimasukkan ke bawah bumi yang amat dalam. Di sana
pula beberapa azab yang lain telah menunggu kami. Setelah
habis umatmu berpuasa, barulah aku dilepaskan dengan
perintah agar tidak mengganggu umatmu. Umatmu sendiri
telah merasa ketenangan berpuasa sebagaimana mereka
bekerja dan bersahur seorang diri di tengah malam tanpa
rasa takut dibandingkan bulan biasanya”.
Pertanyaan Nabi (9) :
“Hai Iblis! Bagaimana seluruh sahabatku menurutmu?”
Jawab Iblis : “Seluruh sahabatmu termasuk musuh besarku.
Tiada upayaku melawannya dan tiada satupun tipu daya yang
dapat masuk kepada mereka. Karena engkau sendiri telah
berkata : “Seluruh sahabatku adalah seperti bintang di langit,
jika kamu mengikuti mereka, maka kamu akan mendapat
petunjuk”.
Sayyidina Abu Bakar al-Siddiq sebelum bersamamu, aku tidak
dapat mendekatinya, apalagi setelah berdampingan
denganmu. Dia begitu percaya atas kebenaranmu hingga dia
menjadi wazirul a’zam. Bahkan engkau sendiri telah
mengatakan jika ditimbang seluruh isi dunia ini dengan amal
kebajikan Abu Bakar, maka akan lebih berat amal kebajikan
Abu Bakar. Lagipula dia telah menjadi mertuamu karena
engkau menikah dengan anaknya, Sayyidatina Aisyah yang
juga banyak menghafal Hadits-haditsmu.
Adapun Sayyidina Umar bin Khatab, aku tidak berani
memandang wajahnya karena dia sangat keras menjalankan
hukum syariat Islam dengan seksama. Jika aku pandang
wajahnya, maka gemetarlah seluruh tulang sendiku karena
sangat takut. Hal ini karena imannya sangat kuat apalagi
engkau telah mengatakan : “Jikalau ada Nabi sesudah aku,
maka Umar boleh menggantikan aku”, karena dia adalah
orang harapanmu serta pandai membedakan antara kafir dan
Islam hingga digelar ‘Al-Faruq’.
Sayyidina Usman bin Affan, aku tidak bisa bertemu karena
lidahnya senantiasa membaca Al-Qur’an. Dia penghulu orang
sabar, penghulu orang mati syahid dan menjadi menantumu
sebanyak 2 (dua) kali. Karena taatnya, banyak Malaikat
datang menghampiri dan memberi hormat kepadanya karena
Malaikat itu sangat malu kepadanya hingga engkau
mengatakan : “Barangsiapa menulis Bismillaahirrah
maanirrahiim pada kitab atau kertas-kertas dengan tinta
merah, niscaya mendapat pahala seperti pahala Usman mati
syahid”.
Sayyidina Ali bin Abi Thalibpun aku sangat takut karena
hebatnya dan gagahnya dia di medan perang, tetapi sangat
sopan santun, alim orangnya. Jika iblis, syaitan dan jin
memandang beliau, maka terbakarlah kedua mata mereka
karena dia sangat kuat beribadah dan beliau adalah golongan
orang pertama yang memeluk agama Islam serta tidak pernak
menundukkan kepalanya kepada berhala. Bergelar ‘Ali
Karamullahu Wajhahu” dimuliakan Allah akan wajahnya dan
juga ‘Harimau Allah’ dan engkau sendiri berkata : “Akulah
negeri segala ilmu dan Ali itu pintunya”. Lagipula dia menjadi
menantumu, aku semakin ngeri kepadanya”.
Pertanyaan Nabi (10) :
“Bagaimana tipu dayamu kepada umatku?”
Jawab Iblis : “Umatmu itu ada 3 (tiga) macam. Yang
pertama, seperti hujan dari langit yang menghidupkan segala
tumbuhan yaitu ulama yang memberi nasihat kepada manusia
supaya mengerjakan perintah Allah dan meninggalkan
laranganNya seperti kata Jibril as : “Ulama itu adalah pelita
dunia dan pelita akhirat”. Yang kedua, umat tuan seperti
tanah yaitu orang yang sabar, syukur dan ridha dengan
karunia Allah. Berbuat amal saleh, tawakal dan kebajikan.
Yang ketiga, umatmu seperti Fir’aun, terlampau tamak
dengan harta dunia dan dihilangkan amal akhirat, maka
akupun bersuka cita lalu masuk ke dalam badannya, aku
putarkan hatinya ke lautan durhaka dan aku ajak kemana saja
mengikuti kemauanku. Jadi dia selalu bimbang kepada dunia
dan tidak mau menuntut ilmu, tidak pernah beramal saleh,
tidak mau mengeluarkan zakat dan malas beribadah.
Lalu aku goda agar manusia minta kekayaan lebih dulu dan
apabila diizinkan Allah dia menjadi kaya, maka aku rayu
supaya lupa beramal, tidak membayar zakat seperti Qarun
yang tenggelam dengan istana mahligainya. Bila umatmu
terkena penyakit tidak sabar dan tamak, dia selalu bimbang
akan hartanya dan berangan-angan hendak merebut
kemewahan dunia, benci dan menghina kepada yang miskin,
membelanjakan hartanya untuk kemaksiatan”.
Pertanyaan Nabi (11) :
“Siapa yang serupa denganmu?”
Jawab Iblis : “Orang yang meringankan syariatmu dan
membenci orang yang belajar agama Islam”.
Pertanyaan Nabi (12) :
“Siapa yang membuat mukamu bercahaya?”
Jawab Iblis : “Orang yang berdosa, bersumpah bohong, saksi
palsu dan suka ingkar janji”.
Pertanyaan Nabi (13) :
“Apa yang kau rahasiakan dari umatku?”
Jawab Iblis : “Jika seorang Muslim buang air besar dan tidak
membaca do’a terlebih dahulu, maka aku gosok-gosokkan
najisnya sendiri ke badannya tanpa dia sadari”.
Pertanyaan Nabi (14) :
“Jika umatku bersatu dengan isterinya, apa yang kau
lakukan?”
Jawab Iblis : “Jika umatmu hendak bersetubuh dengan
isterinya dan membaca do’a pelindung syaitan, maka aku lari
dari mereka. Jika tidak, aku akan bersetubuh dahulu dengan
isterinya dan bercampurlah benihku dengan benih isterinya.
Jika menjadi anak, maka anak itu akan gemar berbuat
maksiat, malas pada kebaikan, durhaka. Ini semua karena
kealpaan ibu bapaknya sendiri. Begitu juga jika mereka
makan tanpa membaca Bismillah, aku santap makanannya
lebih dulu daripadanya. Walaupun mereka makan, tidaklah
mereka merasa kenyang”.
Pertanyaan Nabi (15) :
“Apa yang dapat menolak tipu dayamu?”
Jawab Iblis : “Jika berbuat dosa, maka cepat-cepatlah
bertaubat kepada Allah, menangis menyesal akan
perbuatannya. Apabila marah, segeralah mengambil air
wudhu’, maka padamlah marahnya”.
Pertanyaan Nabi (16) :
“Siapakah orang yang paling engkau sukai?”
Jawab Iblis : “Lelaki dan perempuan yang tidak mencukur
atau mencabut bulu ketiak atau bulu ari-ari (bulu kemaluan)
selama 40 hari. Di situlah aku mengecilkan diri, bersarang,
bergantung, berbuai seperti pijat pada bulu itu”.
Pertanyaan Nabi (17) :
“Hai Iblis! Siapakah saudaramu?”
Jawab Iblis : “Orang yang tidur meniarap / telungkup, orang
yang matanya terbuka di waktu Subuh tetapi menyambung
tidur lagi. Lalu aku lenakan dia hingga terbit fajar. Demikian
juga pada waktu Dzuhur, Asar, Maghrib dan Isya’, aku
beratkan hatinya untuk sholat”.
Pertanyaan Nabi (18) :
“Apa yang dapat membinasakan dirimu?”
Jawab Iblis : “Orang yang banyak menyebut nama Allah,
bersedekah dengan tidak diketahui orang, banyak bertaubat,
banyak tadarus Al-Qur’an dan sholat tengah malam”.
Pertanyaan Nabi (19) :
“Hai Iblis! ?” Apa yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang duduk di dalam masjid dan
beri’tikaf di dalamnya”.
Pertanyaan Nabi (20) :
“Apa lagi yang dapat memecahkan matamu?”
Jawab Iblis : “Orang yang taat kepada kedua ibu bapaknya,
mendengar kata mereka, membantu makan, pakaian mereka
selama mereka hidup, karena engkau telah bersabda : Syurga
itu di bawah tapak kaki ibu”.
(Dikutip dari : KH. Abdullah Gymnastiar, Muhasabah Kiat
Sukses Introspeksi Diri, Penerbit Difa Press, September
2006)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar