Senin, 19 Januari 2015

Selamat Jalan Aga

    Aduh, dik, aku tak tahu harus memulainya dari mana. Aku tak mengenal kamu, sama sekali tidak. Aku hanya tahu dari pemberitaan kalau kamu mengakhiri hidupmu di tiang lemari kamarmu.Pemberitaan simpang siur ada yang bilang karena manga alias Jepang dan ada pula yang bilang karena perceraian keluargamu.
   Dik, membaca kisah tentangmu, seakan mengembalikan ingatanku 14 tahun yang lalu. Sama sepertimu, ayah-ibuku juga bercerai. Aku tidak tahu alasan pasti mereka, kata orang-orang ketika aku berumur satu tahun.
  Beda denganmu, aku tidak tahu proses perceraian orang tuaku. Aku tahu kamu menyimpan luka yang mendalam, memang tidak kelihatan tapi itu kenyataan pahit. Semua itu tercermin di wajahmu, empat tahun lalu rambutmu dipotong pendek, dan kamu tertawa riang usai meniup lillin di kue ulang tahunmu. Berbeda dengan kondisi ketika kamu masuk SMP, sorot matamu menunjukkan kepedihan..
  Duhai adikku Aga, memang berat jadi anak korban perceraian. Nasib kita sama, aku dititip sama kakak ayahku. Ayahku pergi tak tahu rimba, malangnya aku juga tak tahu dimana ibuku. Setiap malam aku berdoa bisa bertemu mereka dan setiap malam pula aku me-reka-reka wajah mereka.
   Pernah satu waktu, ketika aku bangun tidur, aku dengan suara laki-laki yang lain  dengan yang laki-laki yang ada di rumah, aku langsung loncat dari tempat tidurku dan berharap itu ayahku, tapi nyatanya tidak. Itu teman saudaraku.
   Ahh, rasanya berat masa itu. Aku pernah merasa menjadi anak yang tidak diinginkan keberadaannya. Anak yang menjadi beban orang tua. Rasanya ingin bunuh diri saja, tapi untungnya tidak ada internet jadi aku tidak tahu caranya..
   Pernah juga aku memaki-maki kedua orang tuaku pada karangan Bahasa Inggrisku. Aku sempat heran, mengapa aku terlahir dari orang tua seperti mereka
   Aga, andai aku tahu kondisimu sejak awal. Mungkin aku akan ceritakan kepadamu tentang Susilo Bambang Yudhoyono, anak korban perceraian yang kemudian menjadi orang nomor satu di republik ini. Hebat bukan?
   Aga, semuanya sudah terjadi. Maafkan kedua orang tuamu yang kurang peka. Mereka mungkin alpa bahwa ada yang terluka. Arangga Arman Kusuma, aku berdoa kepada Alloh, agar kamu mendapatkan surgaNya. Aamiin YRA. Selamat jalan Aga....