Kamis, 31 Mei 2012

Menikah dan penempatan

Semua bermula pada awal tahun lalu, ketika kami (15 peserta yang mendapat pelatihan jurnalistik selama tujuh bulan) diangkat menjadi pegawai tetap. Seorang direktur yang tak boleh disebutkan namanya :), mengatakan semua peserta harus menerima dimana dia ditempatkan.

Semuanya mengangguk mafhum. Maklumlah, perkataan sang direktur tersebut adalah titah yang tak bisa diganggu gugat. Dan mulailah sesi foto-foto, saya yang berada di samping direktur lainnya, melihat rencana penempatan.

Dan betapa terkejutnya, saya akan ditempatkan di Bangka Belitung. Terbayang oleh saya, pacar saya yang sudah datang menemui orang tua di Riau dan mengatakan keseriusannya.

Dan pada salah seorang senior pun, pada November tahun lalu saya mengatakan akan menikah. Awalnya, saya berkonsultasi dimana saya bagusnya kerja. Pengennya pulang ke Riau dan melanjutkan kuliah master yang belum selesai. Namun pacar mengajak saya menikah. Dia mengaku bosan pacaran, dengan status yang tidak jelas.

Tanggal = keharmonisan rumah tangga

    Ketika pihak keluarga pacar saya menanyakan, kapan saya menggelar penikahan? Sontak saya menjawab pada Juni. Bulan tersebut merupakan bulan kelahiran saya, dan entah mengapa saya
menyukai bulan itu. Mungkin dengan pertimbangan, saya menghirup nafas pertama di dunia ini.

   Begitu ditanyakan tanggal pastinya, saya hanya mengatakan ingin pertengahan bulan. Dan keluarga pun memutuskan tanggal 9 Juni. Seminggu setelah saya menggelar hajat, dua teman saya Irma dan Mba Rini pun melangsungkannya.

Pihak keluarga meyakini, semua tanggal yang ada baik. Jadi semuanya diputuskan seketika, dengan pertimbangan kesiapan keluarga untuk menghadirinya.

Dan saya pun mendemam

Sepekan menjelang hari pernikahan saya, saya pun mendemam. Mendemam adalah Bahasa Melayu, untuk menggambarkan kondisi badan yang panas-dingin, dan sekujur badan rasanya gemetar. Dalam Bahasa Indonesia-nya adalah meriang.

Hufft...lagi-lagi saya harus menghembuskan nafas. Ternyata mengurus pernikahan sendiri hanya bedua dengan pasangan itu cukup merepotkan, meskipun ada nilai tambahnya yakni acara sesuai dengan yang diinginkan.

Mulai dari mengurus dokumen-dokumen yang diperlukan, mendaftar di KUA (yang kemudian dibantu pihak keluarga calon suami), mencari gedung, menentukan menu makanan, pakaian, salon, undangan, memikirkan acara dan menyebarkan undangan.

Rasanya, hmmm pusing tingkat dewa.

Senin, 28 Mei 2012

Dan dia pun pergi

Dan dia pun pergi...
Dengan membawa semua kenangan, luka dan kebahagian yang pernah ada. Kita pernah,dan pernah sangat dekat, namun kemudian menjauh dan tidak pernah kembali dekat..



Jumat, 25 Mei 2012

blog baru

tiba-tiba saja melintas dibenak saya untuk membuat blog baru. setelah sebelumnya, saya menghapus semua follower dan tidak memfollow siapapun, sekarang terlintas untuk membuat blog baru. memang sepanjang saya mengenal internet, sudah beberapa blog yang saya buat. namun sekarang, dengan keadaan seperti ini, kenapa terpikir untuk membuat blog baru ya....hadeuh

Rabu, 23 Mei 2012

aku akan menikah

Sahabatku, Irma, berkali mengirim pesan padaku.
"Bagaimana perasaan lw ndri? Gw deg-degan tingkat nasional ni"
Begitu kira-kira isi pesan yang disampaikan oleh Irma. Ya, Irma akan menikah tanggal 17 Juni mendatang. Lalu apa hubungannya denganku? sepekan sebelumnya, aku akan melangsungkan pernikahan juga.

Pas awal-awal, penetapan tanggal, senangnya bukan main. Semakin dekat dan semakin dekat, perasaan campur aduk. Sepertinya ingin "skip" bagian tersebut dan langsung pada tahap selanjutnya. Pengen pergi kemana gitu... Perasaan semakin tidak jelas. Deg-degan tingkat nasional, seperti kata Irma.

Belum lagi, berbagai perasaan yang berkecamuk, seperti bertanggungjawabkah dia? apakah nanti dia akan tetap menyayangi? tidak berkhianat? atau bagaimana juga dengan keluarganya. Hadeuh, terbayang seperti cerita-cerita di sinetron, kalau misalnya ada keluarga si suami tidak senang sama si istri, maka dengan segala upaya berusaha untuk memisahkannya. Kayanya perlu diyakinkan tingkat internasional ini...hihihi...

Selasa, 15 Mei 2012

Ya

"beep..beep...beep.."
getar dari ponsel membangunkanku Ahad pagi lalu. Sebuah pesan pendek dari bibiku, yang sekarang tengah menempuh studi masternya di UI.

"Indri, nenek sakit. Bibi pulang hari ini, berangkat jam 12. Kasih maaf nenek ya."

Agak bingung aku membacanya, dan kuputuskan tidak membalasnya saat itu. Namun bayanganku tentang nenek menari-nari. Nenek yang ku maksud adalah ibu dari ibuku. Ibuku adalah anak pertamanya dan meninggal sekira delapan tahun yang lalu. Dua tahun yang lalu, anak perempuannya yang lain juga meninggal karena kanker rahim.

Senin, 14 Mei 2012

Titik

Pada akhirnya hanyalah sebuah titik -- yang menutup sebuah kalimat.
Titik yang mengakhiri perjalanan panjang anak manusia.
Sudah bersiapkah?
Mari bergegas...